Media Asuransi – Lebaran, yang ditunggu-tunggu dan kerap menjadi momen perayaan serta kebahagiaan, telah berlalu. Sayangnya, bagi beberapa orang, llbaran menyisakan beban. Pasalnya, ada yang mengeluarkan uang sampai habis-habisan ketika Lebaran. Uang THR tak bersisa, bahkan ada yang terpaksa berutang hanya untuk mencukupi kebutuhan di hari Raya, yang sebenarnya masih ada yang bisa ditunda.
Kini saatnya kembali mengatur keuangan agar kembali sehat. Simak tips pengelolaan keuangan pascalebaran dari Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Dimas Ardhinugraha, berikut ini:
Pahami Hakekat Ramadan/Lebaran
Bulan Ramadan yang diakhiri dengan lebaran adalah momen bagi umat Islam untuk merefleksikan diri, merupakan saat untuk mengasah empati dan berbagi kebaikan dengan sesama. Yang terjadi, masih banyak di antara kita yang berperilaku konsumtif, tak terkecuali di masa pandemi ini. Seringkali, keinginan lebih besar dari kebutuhan dan melebihi daya beli, sehingga berujung kepada utang. “Hal ini adalah perilaku keuangan yang tidak sehat. Jika sudah terjadi, segera introspeksi. Jadikan pembelajaran bagi kita, agar tidak terjadi lagi di kemudian hari,” kata Dimas, dalam keterangan resmi yang diterima Media Asuransi, Senin, 17 Mei 2021.
Belanja Secara Cerdas
Di masa pandemi Covid-19 seperti ini, tradisi saat lebaran tidak banyak berubah. Meski aktivitas di luar rumah masih terbatas, tetap saja tercetus keinginan untuk berbelanja keperluan lebaran, dalam bentuk pakaian, kue-kue ringan, dan masih banyak lagi. Ketika daftar belanja semakin panjang, saatnya kita memilah, mana barang-barang yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang hanya keinginan sementara. Tambahkan lagi, apakah pembelian barang ini bisa ditunda atau tidak.
Untuk lebih ketat mengawasi pengeluaran keuangan kita, usahakan setiap pembelanjaan menggunakan uang tunai atau kartu debit, paling tidak untuk sementara waktu. Hindari penggunaan kartu kredit yang berlebih. “Ingat, kartu kredit bukanlah harta kita, melainkan utang,” kata Dimas.
Perketat Pengeluaran
Ketika kondisi keuangan tidak sehat pasca lebaran karena adanya tambahan beban utang, saatnya kita melakukan pengetatan keuangan. Buat catatan keuangan untuk mengetahui pos-pos mana yang dapat dikeluarkan. “Kalau perlu, kita bisa lebih frontal dengan menghilangkan pos-pos yang biasa kita pergunakan untuk memanjakan diri kita, seperti pos belanja pakaian, hingga pos jalan-jalan ke mal. Kita harus lebih ketat mengikuti catatan keuangan yang sudah dibuat. Ini adalah konsekuensi dari gaya hidup konsumtif kita selama lebaran dan kita harus siap untuk lebih disiplin hingga paling tidak kondisi keuangan sudah mulai sehat,” jelasnya.
Menurut Dimas Ardhinugraha, separah-parahnya kondisi keuangan, saat kita menerima penghasilan bulanan, alokasi untuk pembayaran utang sebaiknya tetap tidak melebihi 30 persen dari pemasukan. Sehingga dapat mencadangkan bagi keperluan tak terduga. Ketika kondisi keuangan sudah sehat, kita bisa menata kembali kehidupan dan menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk diinvestasikan. “Jadikan gaya hidup konsumtif kita selama masa Ramadan sebagai pelajaran berharga agar keuangan kita tidak memburuk pascalebaran,” tambahnya. Edi