Media Asuransi – Wabah virus Covid-19 yang merebak sejak akhir tahun lalu telah merontokkan pasar modal di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Angka kematian korban akibat pandemi virus Covid-19 yang semakin bertambah semakin meningkatkan kekhawatiran para investor, sehingga mereka mengalihkan dananya dari investasi berisiko ke investasi yang lebih aman.
Akibatnya, investasi obligasi dan saham mengalami koreksi. bursa-bursa saham dunia banyak yang mengalami pelemahan dan harga-harga saham anjlok.
Apakah Anda termasuk investor pasar modal yang merasakan volatile pasar saat ini? Jika ya, simak tips penting berinvestasi berikut yang bisa diterapkan selama wabah berlangsung.
Baca juga: Manfaat Positif PPKM Darurat Bagi Kesehatan dan Keuangan
1. Periksa profil risiko sebelum mengambil keputusan investasi
Meski pasar modal sangat volatile dan telah turun tajam sejak awal tahun, namun tetaplah tenang dalam mengambil keputusan investasi dan jangan melakukan penjualan karena panik, atau panic selling.
Sebelum mengambil keputusan akan menjual investasi, pertama-tama kamu perlu memeriksa lagi profil risiko diri Anda sendiri. Jika kerugian yang dihadapi lebih dari batas toleransi yang bisa diterima, maka Anda bisa menjual sebagian atau seluruh investasi pada posisi rugi untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Strategi ini disebut juga cut loss.
Namun, jika kerugian yang dihadapi saat ini masih bisa ditolerir, Anda bisa memperpanjang jangka waktu investasi, misalnya dari yang tadinya setahun, menjadi lebih panjang. Karena investasi pasar modal adalah untuk jangka panjang, sehingga keuntungan yang optimal dapat terlihat jika waktu investasi bersifat jangka panjang.
Hal ini sesuai dengan petuah miliarder dunia Warren Buffett dalam berbagai buku dan wawancara, salah satunya dengan CNBC pada Maret 2020 lalu. Menurut Buffett, dalam berinvestasi pada saham, itu artinya kita membeli suatu bisnis untuk 20 tahun atau 30 tahun. Kita membeli perusahaan tersebut seluruhnya beserta bagian-bagiannya, dan jangka waktu investasi kita untuk jangka panjang tidak akan berubah hanya karena pandemi.
Baca juga: Hensel Davest Indonesia (HDIT) Gencar Kembangkan Bisnis Fintech
2. Saat yang tepat untuk berinvestasi
Setiap saat adalah saat yang tepat untuk berinvestasi, karena Anda tidak pernah tahu kondisi pasar modal ke depan. Contohnya tidak ada yang tahu bahwa tahun ini ada pandemi yang mampu meluluhlantahkan pasar modal, padahal kita tahu di akhir 2019, saham dan obligasi ditutup dengan hasil yang memuaskan.
Saat harga saham anjlok, justru ini waktu yang tepat untuk membeli saham. Sebab, saat ini saham-saham bagus yang tadinya harganya mahal, sekarang sedang “diskon” dibandingkan dengan harga sebelum virus corona merebak. Saat pasar sedang lesu begini, Anda pun jadi punya banyak waktu untuk mengamati saham-saham yang secara fundamental bagus.
Tetapi, ketika Anda memutuskan akan berinvestasi, jangan lakukan investasi secara sekaligus. Mengingat pandemi Covid-19 belum usai, maka pasar masih akan volatile. Jadi, berinvestasilah secara bertahap untuk mendapatkan hasil lebih maksimal
3. Berinvestasi dengan dana yang telah disiapkan
Berinvestasilah sesuai tujuan investasi. Alokasikan dana khusus untuk berinvestasi. Jika ingin mencari momen investasi di saham pada saat kondisi volatile seperti saat ini, jika mau masuk ke pasar saham, pakailah dana lebih (excess fund) yang memang ditujukan untuk investasi. Jangan gunakan dana untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, atau dana darurat untuk membeli saham.
4. Lakukan diversifikasi investasi
Kondisi pasar modal saat ini merupakan kesempatan yang bagus untuk melakukan diversifikasi investasi. Jika sebelumnya Anda termasuk agresif berinvestasi di pasar saham, maka sekarang bisa membeli juga produk-produk investasi dengan risiko moderat seperti obligasi pemerintah atau produk investasi dengan risiko konservatif seperti deposito dan surat utang pemerintah.
Begitu juga sebaliknya Anda yang telah memiliki obligasi dapat mencoba melihat investasi di Saham. Diversifikasi aset dapat mengoptimalkan hasil. Namun tetap sesuaikan dengan profil risiko masing-masing dalam memilih instrumen investasi.
5. Jangan tutup polis asuransi
Tak kalah pentingnya jika Anda berinvestasi di produk asuransi investasi, alias unitlink, maka berusahalah untuk tidak menutup polis asuransi unitlink tersebut. Di saat kondisi pasar modal yang volatile dan perekonomian yang sedang melambat seperti ini, serta situasi yang penuh ketidakpastian maka memiliki asuransi sebagai proteksi merupakan pilihan yang tepat.
Jika Anda atau keluarga mengalami suatu risiko, maka dengan memiliki asuransi, bisa meminimalkan hilangnya dana pribadi dan tetap tenang. Karena, perusahaan asuransi yang akan membayar klaim atas risiko tersebut. Aha