Pandemi Covid-19 yang melanda hampir semua negara, telah melahirkan banyak perubahan pada aktivitas ekonomi. Dalam kondisi seperti ini, adaptasi merupakan kunci bagi pelaku usaha syariah agar dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19. Pelaku usaha syariah perlu melakukan adaptasi dengan kebiasaan baru, termasuk pemanfaatan teknologi dalam pelaksanaan transaksi serta aspek higienis dari produk yang dihasilkan.
“Pada saat kita sedang bergiat untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah, kita juga berhadapan dengan pandemi global Covid-19 yang menyerang hampir semua negara di dunia. Dari sisi aktivitas ekonomi, perubahan juga tak dapat dihindari. Salah satu perubahan paling menyolok adalah perubahan kebiasaan berbelanja masyarakat. Berbagi aktivitas belanja saat ini dilakukan secara daring dan memanfaatkan teknologi internet,” kata Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan dalam kick off rangkaian kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020, yang dilakukan secara virtual, 7 Agustus 2020.
Berbeda dari penyeleggaraan sebelumnya, ISEF ke-7 ini pertama kali hadir dalam satu virtual platform didukung kolaborasi dari Kementerian dan Lembaga anggota Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika – Majelis Ulama Inodnesia (LPPOM-MUI), Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI), Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Dewan Masjid Indonesia (DMI), serta pihak terkait lainnya.
Wapres menyatakan pihaknya mendukung penyelenggaraan ISEF ini dengan harapan dapat menjadi momentum untuk terjalinnya kerja sama semua pihak dan mendorong Indonesia menjadi pusat halal value chain dunia melalui penguatan outlet pasar global untuk produk-produk halal dunia. Dalam kesempatan itu, Wapres mengingatkan bahwa bila kita ingin bertahan dan berkelanjutan, pandemi Covid-19 dengan segala dampaknya, harus diikuti dengan perubahan mendasar bagi pelaku ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. “Terkait dengan hal tersebut, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah harus disertai pengembangan teknologi digital untuk mendukung seluruh aktivitas ekonomi dan keuangan syariah. Pelaku ekonomi syariah harus menyesuaikan dengan kondisi tersebut, sehingga pemanfaatan teknologi digital dan transaksi online menjadi mutlak diperlukan,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam sambutannya menyatakan bahwa di tengah upaya mendorong pemulihan ekonomi nasional, penyelenggaraan rangkaian ISEF 2020 diharapkan membangkitkan spirit positif dan optimisme bagi pelaku usaha, khususnya pelaku usaha syariah. “Momentum ini menjadikan ISEF 2020 semakin kuat urgensinya untuk lebih digaungkan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Lebih lanjut, Perry Warjiyo menuturkan bahwa penyelenggaraan ISEF ini merupakan wujud nyata konsistensi dukungan Bank Indonesia dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional, yang dirumuskan dalam tiga pilar yang saling terkait dan diperkuat dengan optimalisasi teknologi digital. Pertama, pemberdayaan ekonomi syariah dengan strategi utama pengembangan ekosistem halal value chain (HVC). Kedua, pendalaman pasar keuangan syariah. Ketiga, penguatan riset, asesmen dan edukasi. “Hal tersebut membutuhkan sinergitas dari kita semua sehingga dapat efektif dalam mendukung upaya kita menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi syariah dunia. Selain itu, upaya yang istiqomah dalam mendorong ekonomi syariah diyakini dapat berkontribusi positif bagi pemulihan ekonomi nasional,” katanya.
ISEF 2020 mengangkat tema “Mutual Empowerment in Accelerating Sharia Economic Growth through Promoting Halal Industries for Global Prosperity”, diselenggarakan sejak 7 Agustus 2020 dan akan mencapai puncaknya pada 27 – 31 Oktober 2020. ISEF 2020 akan menjadi kegiatan ekonomi syariah internasional secara virtual pertama yang bersifat komprehensif, mengintegrasikan seluruh komponen utama penggerak ekonomi dan keuangan syariah, baik pada skala nasional maupun internasional.
Rangkaian kegiatan ISEF 2020 terdiri dari 22 serial discussion melalui webinar, 500 exhibition, tujuh business matching dan delapan business coaching, silahturami nasional, dialog pemberdayaan ekonomi dan usaha pesantren termasuk pelaksanaan festival ekonomi syariah (Fesyar) di tiga Provinsi, yaitu Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat dan Jawa Timur serta pelaksanaan kompetisi nasional dan 10 international showcase. Selain itu, berbagai pertemuan internasional akan dilaksanakan, antara lain International Contemporary Fiqih Conference bersama DSN-MUI dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Mesir, Islamic Digital Economy Conference bersama SESRIC-OIC, serta International Halal Lifestyle Conference. Edi