Site icon Media Asuransi News

AAJI Nyatakan Kebutuhan dan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Asuransi Jiwa Masih Tinggi

Seorang pegawai asuransi melintas di antara logo-logo asuransi jiwa. | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi – Di tengah perkembangan di masa pandemi Covid-19 ini ternyata kebutuhan dan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi jiwa masih tinggi.  Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menyatakan bahwa hingga saat ini kebutuhan dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi masih tinggi, meski diakui  ada beberapa perusahaan asuransi yang mengalami suatu permasalahan.

“Memang harus diakui ada satu atau dua aggota kami yang sedang mengalami ‘batuk-batuk’ ada beberapa penyebabnya. Saat ini mereka sedang berusaha memperbaiki dirinya, dan yang terus kami gaungkan adalah pengelolaan atau tata kelola perusahaan asuransi yang harus baik dan profesional. Bagi mayoritas anggota AAJI yang tidak mengalami masalah, dalam pengelolaannya tetap harus menunjukkan dan terus memperbaiki lagi ke depannya. Sementara, bagi perusahaan yang masih ‘batuk-batuk’ ada ruang, ada bukti nyata bahwa ketika perusahaan asuransi tidak dikelola dengan baik dampaknya akan ‘batuk-batuk’dan dampaknya janji kepada pemegang polis mungkin akan mengalami hambatan dalam pembayarannya. Tapi hanya ada satu solusi adalah yaitu tata kelola yang baik,” kata Budi Tampubolon ditengah konferensi pers kinerja asuransi jiwa kuartal I2021, Selasa (8/6).

|Baca juga: Bancassurance jadi Penggerak Kinerja Industri Asuransi Jiwa di Kuartal I/2021

Pada kesempatan itu Budi juga memaparkan yang paling mendorong banyak naiknya pendapatan premi adalah produk unitlink. “Kami menduga bahwa kenyataan market investasi kita saat ini dimana tingkat bunga deposito turun sangat signifikan dibanding tahun lalu antara 50 persen atau 40 persen, hal ini mendorong sebagian masyarakat mulai mencari dananya diinvestasikan dengan cara yang bagaimana lagi. Produk unitlink sesungguhnya adalah produk asuransi yang menjanjikan proteksi asuransi, tapi produk unitlink ini juga memiliki fitur investasinya. Jadi, sebagian masyarakat mungkin memposisikan mempersepsikan produk unitlink sebagai alternatif investasi di tengah pandemi ini disaat tingkat bunga deposito rendah,” paparnya.

Selain itu, lanjut Budi, terjadinya peningkatan premi pada kuartal I tahun ini, yang mendorong kenaikan premi tidak hanya unitlink tapi juga pada kanal bancassurance. “Kami menduga di beberapa bank terjadi peningkatan dana pihak ketiga yang cukup signifikan, sehingga mungkin ada kerja sama antara bank tersebut dengan anggota kami (asuransi jiwa) dalam bentuk bancassurance untuk menawarkan pilihan produk asuransi khususnya unitlink kepada nasabah bank terutama yang memiliki dana-dana besar,” tegasnya.

|Baca juga: Samuel Aset Manajemen: Perekenomian Global Sudah Mulai Pulih Sejak Awal Tahun  

Ketua Bidang R&D, Pelaporan dan IT AAJI, Edy Tuhirman menambahkan, ini menunjukkan ada tanda-tanda optimisme dari masyarakat. Hal itu juga diperkuat dari data-data yang disampaikan oleh AAJI mengalami peningkatan pada jumlah tertanggung individu meningkat, premi meningkat dan juga produk individu dan program unitlink meningkat.

“Segala indikator yang kita lihat ada peningkatan,dan malahan karena Covid-19 ini telah  meningkatkan awareness akan asuransi. Kita lihat juga klaim meninggal naik 62 persen artinya instrumen apalagi kalau bukan polis asuransi yang bisa memberikan perlindungan terhadap keluarga, betapa banyak keluarga Indonesia yang terbantu dengan klaim-klaim yang kita bayar. Saya sependapat dengan Pak Budi, minat bertambah, demand bertambah maka produksi di premi juga terjadi peningkatan,” tegas Edy Tuhirman. Wiek

Exit mobile version