Media Asuransi News

Dana Kelolaan Reksa Dana per Agustus 2020 Capai Rp560,19 Triliun

Pergerakan pasar reksa dana. | Foto: Ist

Media Asuransi –  Dana kelolaan alias Asset Under Management (AUM) industri reksa dana mencatatkan kenaikan yang cukup besar dari Rp555,89 triliun di Juli 2021 menjadi Rp560,19 triliun di Agustus 2021 atau naik sebesar 0,77%. 

Berdasar Mutual Funds Update Infovesta Utama, kenaikan AUM didukung dengan peningkatan jumlah Unit Penyertaan (UP) industri reksa dana sebesar 0,92%.

|Baca juga: Dana Kelolaan Reksa Dana pada Juli Naik Rp2,28 Triliun

Berikut ini merupakan tabel pertumbuhan AUM dan Unit Penyertaan masing-masing jenis Reksa Dana hingga bulan Agustus 2021: 

 

Pada tabel di atas, terlihat bahwa beberapa reksa dana indeks mengalami peningkatan AUM dan UP lebih tinggi dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya. Infovesta menjelaskan bahwa penguatan tersebut didukung oleh kinerja indeks selama bulan Agustus lalu yang mencatatkan kinerja positif. 

Indeks LQ45 dan Kompas 100 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 5,28% dan 3,62% yang turut menopang kinerja Indeks Harga Saham Gabungan yang naik sebesar 1,32%. Hal tersebut menandakan bahwa selama bulan Agustus saham-saham berkapitalisasi besar mengalami rally setelah mengalami penurunan yakni secara year to date (ytd) masih mencatatkan angka negatif yaitu -10,02% (Kompas 100) dan -7,32% (LQ 45). 

|Baca juga: Dalam 2 Bulan, Jokowi Targetkan Dana Kelolaan INA/SWF Capai US$20 Miliar

Selain reksa dana Indeks, reksa dana berbasis saham lainnya seperti reksa dana ETF, saham, maupun campuran sama-sama menunjukkan pemulihan di bulan Agustus 2021. Selanjutnya, reksa dana pendapatan tetap masih melanjutkan kenaikan namun lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana berbasis saham, karena pada bulan Agustus kinerja obligasi pemerintah dan obligasi korporasi mencatatkan angka positif sebesar 0,89% dan 0,36% serta tercatat naik 3,21% dan 3,57% selama tahun 2021. 

Di lain sisi, reksa dana terproteksi justru mencatatkan penurunan AUM terdalam sebesar -5,31% yang disebabkan oleh penurunan pajak obligasi ke 10% sehingga produk reksa dana terproteksi menjadi kurang menarik. 

Dengan demikian, reksa dana berbasis saham terutama saham indeks berkapitalisasi besar dapat menjadi alternatif pilihan investasi yang cukup menarik bagi investor namun karena adanya September effect yang mana pasar saham secara historis mengalami pelemahan, maka investor dapat memanfaatkannya untuk melakukan aksi buy on weakness atau averaging down

Berikutnya, bagi investor dengan jangka waktu investasi menengah masih dapat mempertimbangkan reksa dana pendapatan tetap sebagai pilihan untuk mencapai tujuan investasi.

 

Exit mobile version