Media Asuransi – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Senin, 24 Mei 2021 diperkirakan masih akan bergerak konsolidasi di range pergerakan 5.730-5.830.
Regina Fawziah, Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas, menerangkan bahwa IHSG pada perdagangan akhir pekan lalu, 21 Mei 2021, ditutup melemah pada level 5.773 (-0,42%). IHSG dibebani oleh sektor Properties & Real Estate (-1,607%), Industrials (-1,309%), Consumer Non-Cyclical (-0,935%), Basic Materials (-0,88%), Healthcare (-0,664%), Infrastructures (-0,595%), Energy (-0,522%), Consumer Cyclicals (-0,274%), Transportation & Logistic (-0,02%). Sedangkan untuk beberapa sektor yang masih mengalami penguatan di antaranya sektor Financials (0,259%), Technology (0,599%) yang mengalami penguatan walaupun tidak signifikan.
Dia menjelaskan, salah satu faktor yang menjadi pelemahan IHSG kemarin yakni adanya rilis data Current Account Deficit Indonesia yang turun menjadi US$1 miliar pada kuartal pertama 2021, atau setara dengan 0,4% dari PDB, dari US$3,43 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi karena adanya kesenjangan pendapatan utama turun menjadi US$6,92 miliar dari US$7,91 miliar, sedangkan surplus barang meningkat tajam menjadi US$7,91 miliar dari US$4,51 miliar pada tahun lalu, sejalan dengan membaiknya kinerja ekspor. Sementara itu, the services shortfall naik menjadi US$3,42 miliar dari US$1,72 miliar, terutama disebabkan oleh kenaikan defisit jasa transportasi, sedangkan surplus pendapatan sekunder turun menjadi US$1,43 miliar dari US$1,69 miliar pada tahun sebelumnya.
Pada pekan kemarin cukup banyak rilis indikator ekonomi dari domestik yang sedikit banyak memiliki kontribusi terhadap pergerakan indeks selama satu pekan ini. Selain dari domestik kekhawatiran akan tingginya tingkat inflasi di US yang memicu adanya Taper Tantrum serta perkembangan kasus Covid-19 di beberapa negara juga menjadi katalis yang ikut memberi kontribusi terhadap pergerakan indeks selama sepekan ini yang secara keseluruhan lebih cenderung bergerak melemah selama sepekan.
Baca Juga:
- Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Menguat
- DAI Menyelenggarakan Halal Bihalal Industri Perasuransian secara Virtual
- Obligasi Jatuh Tempo Indah Kiat (INKP) Ditegaskan idA+
Kemudian untuk pekan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar diantaranya rilis data penjualan motor yang diundur dari jadwal semula pekan lalu menjadi pekan ini, yang diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan cukup optimistis. Lalu berikutnya terkait rilis suku bunga acuan, deposit facility rate, dan lending facility rate oleh Bank Indonesia yang diproyeksikan masih akan bertahan di level yang sama seperti sebelumnya yakni 3,5% untuk suku bunga acuan, 2,75% untuk depocit facility rate, dan 4,25% untuk lending facility rate.
Para pelaku pasar secara keseluruhan memproyeksikan tingkat suku bunga saat ini potensi naiknya masih sangat kecil. Karena jika kita lihat kondisi yang ada, saat ini meskipun di Indonesia sudah terlihat ada perbaikan dan terus melakukan recovery economy, tetapi tingkat konsumsi dan spending masyarakat masih rendah, terlihat dari tingkat inflasi bulan April yang masih di bawah 1% untuk mom (month on month)-nya, meskipun untuk Indeks kepercayaan Konsumennya sudah terlihat lebih optimistis dibandingkan sebelumnya yakni sudah di atas angka acuan IKK Indonesia yakni 102 (acuannya 100). Sehingga potensi Bank Indonesia menaikkan suku bunga dalam waktu dekat ini masih kecil.
Selain dari domestik, dari US akan rilis juga data terkait penjualan rumah dan cadangan minyak mentah secara mingguan oleh lembaga survei API serta Current Account US yang diproyeksikan masih akan defisit di level yang sama yakni -US$4 miliar. Aca