Media Asuransi – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan masih akan cenderung mengalami pelemahan yakni berkisar pada range pergerakan harga 5.780-5.860, setelah pada perdagangan sebelumnya terkoreksi cukup dalam hampir 2%.
Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas, Regina Fawziah, mengatakan bahwa pergerakan IHSG pada hari Selasa akan cenderung masih mengalami pelemahan, yakni berkisar di range pergerakan harga 5.780-5.860. “Menurut kami indeks masih akan sulit menembus level psikologisnya yakni 6.000,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 18 Mei 2021.
Dia menjelaskan dari domestik, pekan ini akan rilis data terkait neraca perdagangan dan juga ekspor-impor yang sebelumnya cenderung mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Rilisnya 3 data indikator ini menurut kami sedikit banyak akan berpengaruh juga terhadap pergerakan indeks pada pekan ini.
|Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Kembali Tertekan
Indeks pada perdagangan awal pekan ini Senin, 17 Mei 2021 setelah libur panjang pekan lalu ditutup melemah di level 5834 (-1,76%) atau secara teknikal membentuk pola candle bearish breakways dengan nilai transaksi sebesar Rp12,01 triliun dan volume transaksi sebesar 18,56 miliar lembar saham, di saat asing melakukan aksi beli bersih (net foreign buy) Rp52,04 miliar pada beberapa saham LQ45 seperti: BBCA 314.(B), BMRI 68.9(B), ANTM 56.6(B), BBNI 32.1(B), TBIG 21.8(B), UNVR 16.6(B).
Semua sektor kemarin bergerak melemah membebani laju indeks perdagangan yakni sektor Basic Materials (-4,355%), Consumer Non-Cyclical (-2,357%), Properties & Real Estate (-2,142%), Industrials (-2,092%), Technology (-1,812%), Infrastructures (-1,667%), Transportation & Logistic (-1,296%), Consumer Cyclicals (-1,284%), Financials (-0,992%), Energy (-0,601%), dan Healthcare (-0,211%).
“Pergerakan IHSG pada kemarin jika dilihat dari awal pembukaan sesi 1 hingga penutupan pada sesi 2 cenderung mengalami pelemahan, dan pelemahan tersebut menurut kami wajar terjadi karena seperti yang kita lihat sebelumnya bahwa pekan lalu ketika bursa domestik tengah libur bursa regional dan US kompak mengalami penurunan yang diakibatkan adanya kekhawatiran akan tingginya tingkat inflasi di US,” jelas Regina.
|Baca juga: Pekan Kedua Mei 2021, Nilai Rata-Rata Transaksi Harian Bursa Naik 3,27 Persen
Jadi bisa dikatakan bahwa respons market domestik akan adanya kekhwatiran tersebut baru terjadi di awal pekan ini. Recovery ekonomi US terus berjalan, masyarakat mulai meningkatkan spending-nya dan membeli barang dan jasa yang membuat demand meningkat dan perputaran mata uang juga meningkat. Beberapa korporasi juga tengah mengembangkan bisnisnya dan melakukan ekspansi serta yang terakhir mengenai kenaikan harga komoditas yang menandakan adanya aktivitas ekonomi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya juga menjadi faktor yang menyebabkan kekhawatiran para pelaku pasar akan tingginya tingkat inflasi di US meningkat signifikan.
Mengapa demikian? Karena ketika terjadi inflasi yang tinggi di US maka potensi The Fed selaku pemegang kebijakan moneter untuk menaikkan suku bunga acuan semakin besar, hal inilah yang dinamakan Taper Tantrum dan ketika terjadi hal demikian maka akan mempengaruhi pergerakan market, karena perubahan kebijakan moneter secara tiba-tiba akan menjadi salah satu risiko yang besar bagi investor.
Kemudian dari domestik risiko lain datang dari kekhawatiran akan perkembangan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Meskipun jika kita lihat berdasarkan kurva penyebarannya di Indonesia cenderung melandai, tetapi masuknya berbagai varian mutan dan adanya fenomena mudik lebaran yang sebenarnya dari pemerintah sudah melakukan pembatasan bahkan larangan tetapi ada banyak masyarakat yang masih melakukan mudik lebaran dan pekan ini merupakan pekan arus balik dari mudik lebaran tersebut, sehingga perlu diwaspadai terkait dari perkembangan kasus penyebaran virus Covid-19 ini pascalibur lebaran.
|Baca juga: NH Sekuritas: IHSG Dipengaruhi Sentimen Bursa Regional
Kemudian, dari domestik ada kabar mengenai Rebalancing Indeks MSCI yang sempat membuat fluktuasi harga saham beberapa emiten seperti PGAS, TBIG, IPTV, TCPI, NATO dan BRIS cukup tinggi. Rebalancing Indeks MSCI ini efektif pada 28 Mei 2021. Untuk PGAS terjadi perpindahan dari MSCI Global Standard Index ke MSCI Global Small Cap Index, kemudian untuk TBIG, BRIS, NATO, IPTV, dan TCPI dipindahkan ke MSCI Global Standard Index dari sebelumnya MSCI Small Cap Index.
Selanjutnya, untuk beberapa indikator ekonomi yang rilis hari ini dari China ada terkait data penjualan ritel yang menurun dibandingkan sebelumnya yakni 17,7% dari 34,2%, kemudian ada juga terkait Industrial Production selama bulan April yang mengalami penurunan yakni dari 14,1% menjadi 9,8%, dan terkahir terkait data tingkat pengangguran di US yang cenderung menurun tipis yakni 5,1% dari 5,3%.
“Untuk indikator ekonomi yang akan rilis hari selasa dan perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar di antaranya neraca perdagangan dan GDP Growth Rate secara tahunan dan kuartal untuk Q1 Euro Area, yang diproyeksikan akan mengalami sedikit perbaikan dibandingkan sebelumnya.” Aca