Media Asuransi – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin, 21 Juni 2021 diperkirakan akan tumbuh berkisar pada range level support 5.940 dan level resistance 6.060 setelah pada akhir pekan lalu ditransaksikan di zona merah.
Regina Fawziah, Equity Research Analyst PT Erdikha Elit Sekuritas, memaparkan bahwa IHSG pada perdagangan Minggu lalu ditutup melemah membentuk pola bearish breakway pada level 6.007. Ditransaksikan dengan volume yang cukup ramai jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari pedagangan. IHSG dibebani oleh sektor Basic Materials (-2,275%), Consumer Cyclicals (-1,621%), Energy (-2,123%), Financials (-0,363%), Healthcare (-1,393%), Industrials (-0,273%), Infrastructures (-0,132%), Consumer Non-Cyclical (-2,074%), Properties & Real Estate (-1,668%),Transportation & Logistic (-2,174%) kendati ditopang oleh sektorTechnology (0,117%) yang mengalami penguatan walaupun tidak signifikan.
|Baca juga: PT Jasa Armada Indonesia Bagikan Dividen 80 persen Laba Tahun 2020
Lebih lanjut, Regina menjelaskan, pergerakan IHSG pada akhir pekan lalu cenderung masih mengalami pelemahan, dan kalau dilihat dari sisi net sell yang ada di IHSG terlihat net sell asing tidak begitu besar, artinya dari domestik lah yang cenderung melakukan aksi jual.
“Hal ini terjadi karena jumlah kasus Covid-19 di Indonesia semakin meningkat dan cukup signifikan, bahkan di untuk DKI Jakarta yang merupakan kota dengan kenaikan kasus Covid-19 yang tertinggi kemungkinan akan dilakukan pembatasan sosial kembali atau PPKM Mikro,” terangnya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Senin, 21 Juni 2021.
Munculnya kekhawatiran para pelaku pasar terhadap kenaikan kasus ini cukup menekan pergerakan IHSG di pengujung pekan kali ini. Rilisnya data suku bunga yang tertahan di level yang sama tidak mampu menopang pergerakan IHSG, lantaran para pelaku pasar juga khawatir terganggunya aktivitas ekonomi yang terjadi seperti beberapa bulan lalu, bisa menurunkan proyeksi pertumbuhan kuartal II/2021 yang sebelumnya sempat diproyeksikan akan tumbuh hingga 8%.
“Selain dari lonjakan kasus Covid-19 domestik, faktor lainnya yang membuat IHSG tumbang pekan lalu adalah karena turunnya beberapa komoditas acuan yang mempengaruhi beberapa emiten dikarenakan kenaikan dolar AS yang membuat harga komoditas semakin mahal sehingga menganggu demand atau permintaan yang ada.”
|Baca juga: Trinita Dinamik (TRUE) Sah Jadi Saham Syariah
Untuk pekan ini, ada beberapa indikator ekonomi yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar di antaranya yakni loan prime rate dari China yang diproyeksikan masih akan cenderung stagnan di 3,85%, indeks Kepercayaan Euro Area yang yang cenderung masih tumbuh negatif yakni -3, kemudian data dari Markit Manufacturing PMI Flas dari sejumlah negara seperti AS, Jerman, dan Euro Area. Kemudian dari domestik sendiri akan rilis data terkait loan growth pada hari Kamis.
“Untuk Senin, 21 Juni 2021 yang perlu diperhatikan oleh investor yakni selain dari perkembangan kasus Covid-19 secara domestik dan global, rilis dari data loan prime rate China juga perlu diperhatikan.” Aca