Site icon Media Asuransi News

IHSG Terkoreksi 1,03 Persen Pekan Lalu, RNTH Malah Naik 3,64 Persen

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi – Pekan kedua bulan Agustus 2021, data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencatatkan peningkatan sebesar 3,64 persen menjadi Rp15,60 triliun dari Rp15,05 triliun pada pekan lalu, di tengah kondisi IHSG yang berada di zona merah sepanjang pekan lalu. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip Media Asuransi, Senin, 16 Agustus 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan 1,03 persen atau berada pada level 6.139,49 dari posisi 6.203,43 pada pekan sebelumnya. Penurunan sebesar 1,08 persen terjadi pada nilai kapitalisasi pasar Bursa selama sepekan, menjadi sebesar Rp7.400,66 triliun dari Rp7.481,27 triliun dari sepekan yang lalu. 

Penurunan juga terjadi pada rata-rata frekuensi harian bursa sebesar 5,96 persen atau menjadi sebesar 1.573.789 transaksi dari 1.673.495 transaksi pada pekan. Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa juga mencatatkan penurunan sebesar 13,24 persen menjadi 23,45 miliar saham dari 27,03 miliar saham pada pekan yang lalu. Investor asing pada akhir pekan lalu mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp447,51 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp18,20 triliun.

|Baca juga: MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 16 Agustus 2021

Terdapat 2 pencatatan Obligasi Berkelanjutan di BEI pada Senin, 9 Agustus 2021, yaitu Obligasi Berkelanjutan IV Mandala Multifinance Tahap III Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Mandala Multifinance Tbk dengan nilai nominal sebesar Rp300 miliar. PT Pemeringkatan Efek Indonesia (PEFINDO) memberikan peringkat idA (Single A) untuk obligasi tersebut, dan bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Selanjutnya adalah pencatatan Obligasi Berkelanjutan V BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT BFI Finance Indonesia Tbk dengan nominal senilai Rp1 triliun. Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Rating Indonesia (Fitch) untuk obligasi adalah A+(idn) (Single A plus) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini.

Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2021 adalah 53 emisi dari 37 perusahaan tercatat senilai Rp55,33 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sampai dengan saat ini berjumlah 470 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp425,43 triliun dan US$47,5 juta, serta diterbitkan oleh 126 perusahaan tercatat. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 155 seri dengan nilai nominal Rp4.274,01 triliun dan US$400,00 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp6,20 triliun.

Pada pekan lalu, BEI menggelar seremoni Pembukaan Perdagangan, pada Selasa, 10 Agustus 2021, diselenggarakan dalam rangka Peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia dengan tema “Sinergi Pasar Modal Bagi Pemulihan Ekonomi”. Acara diawali dengan laporan kegiatan dari Direktur Utama PT Kustodian Sentral Indonesia (KSEI), Uriep Budhi Prasetyo, dan secara resmi dibuka oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso. 

|Baca juga: Saham Bukalapak.com (BUKA) Diprediksi Masih Bakal Turun

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, yang menerima cinderamata dari Pasar Modal Indonesia sebagai bentuk apresiasi kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam penanggulangan pandemi di Indonesia. Cinderamata diserahkan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso. Kemudian, Corporate Social Responsibility (CSR) dari Self-Regulatory Organization (SRO) diserahkan secara simbolis oleh Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi , kepada Kepala Pusat Analis Determinan Kesehatan Kemenkes RI, Andi Saguni. 

Pada acara tersebut dipaparkan pula rangkaian kegiatan Peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia oleh Ketua Panitia yang juga Direktur KSEI, Syafruddin. Acara dilanjutkan dengan konferensi pers OJK bersama SRO yang menghadirkan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK  Hoesen, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Sunandar, dan Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo sebagai narasumber, serta Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK Djustini Septiana sebagai moderator. 

Konferensi pers tersebut dihadiri oleh 55 wartawan pasar modal di Jakarta dan sekitarnya. Di tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) guna mencegah penyebaran Covid-19 yang merupakan upaya pemerintah untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional, seluruh rangkaian acara ini diselenggarakan secara virtual.

Pelaksanaan CSR menjadi kegiatan utama pada Peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia. SRO telah mendonasikan pendapatan transaksi bursa dan biaya jasa kustodian pada Senin, 9 Agustus 2021, senilai Rp11,26 miliar untuk CSR ini. Selain itu, SRO juga telah mengajak para pelaku pasar modal untuk dapat berpartisipasi dalam penggalangan dana, dan pada satu hari yang sama tersebut, terkumpul dana sejumlah Rp24,46 miliar dari total 75 donatur yang dihimpun melalui Pasar Modal Peduli Indonesia (PMPI), serta peralatan kesehatan senilai Rp700 juta. Seluruh dana tersebut akan digunakan untuk CSR dalam upaya penanggulangan pandemi yang meliputi pendirian Sentra Vaksinasi, dana bantuan untuk Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC), pengadaan konsentrator oksigen dalam rangka Gerakan Oksigen untuk Indonesia, donor plasma, santunan untuk keluarga tenaga kesehatan yang gugur, dan bantuan untuk petugas pemakaman. Aca

Exit mobile version