Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat “idA-” untuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dan Obligasi Berkelanjutan I, Obligasi Berkelanjutan II, dan Obligasi Berkelanjutan III perusahaan. Outlook untuk peringkat perusahaan direvisi menjadi “stabil” dari “negatif”.
Melalui keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Selasa 10 Agustus 2021, Pefindo menjelaskan bahwa revisi outlook mencerminkan ekspektasi Pefindo bahwa ADHI akan mempertahankan profil keuangannya dengan akses yang kuat ke pendanaan yang selanjutnya akan mendukung likuiditasnya meskipun beroperasi pada metrik kredit yang lebih lemah karena progres konstruksi yang lebih lambat dan siklus kas yang lebih panjang akibat pandemi Covid-19 serta peningkatan dana untuk kebutuhan modal kerja.
|Baca juga: Anak Usaha Adhi Karya (ADHI) Terbitkan Obligasi Senilai Rp500 M
ADHI mampu mengelola likuiditasnya dari risiko ketidaksesuaian arus kas akibat dari siklus proyek yang panjang, yang ditunjukkan dengan kemampuannya untuk terus melakukan roll over atas pinjaman modal kerja jangka pendek dengan perbankan domestik, terutama dengan bank milik pemerintah.
Selain itu, Pefindo juga mengharapkan ADHI untuk meningkatkan visibilitas pendapatannya karena perolehan kontrak baru yang relatif kuat pada tahun 2020 dan semester I/2021, yang menambah skala dan mengurangi risiko konsentrasi dari proyek-proyek yang sedang berjalan di LRT Jabodetabek dan jalan tol Aceh-Sigli.
Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi. Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan.
|Baca juga: Didominasi Proyek Pemerintah, ADHI Incar Kontrak Baru Rp19,7 Triliun
Peringkat mencerminkan posisi pasar ADHI yang kuat di sektor konstruksi, keuntungan sebagai perusahaan konstruksi milik negara, dan sinergi yang kuat dengan anak perusahaan yang akan mendukung peningkatan marjin. Namun, peringkat dibatasi oleh leverage yang tinggi dan proteksi arus kas yang lemah, risiko eksekusi terkait dengan pertumbuhan order book, dan lingkungan bisnis yang relatif tidak stabil.
Peringkat dapat dinaikkan jika ADHI dapat mempertahankan kebijakan terhadap investasi yang disiplin yang didukung oleh order book yang kuat dan eksekusi yang yang baik atas order book tersebut serta perbaikan metrik kredit secara berkelanjutan. Peringkat dapat diturunkan jika ADHI menambah utang lebih secara signifikan dari yang diproyeksikan karena kebijakan yang lebih agresif terhadap investasi atau eksekusi yang lebih lemah dari yang diproyeksikan atas order book-nya, sehingga leverage menjadi lebih tinggi dan rasio cakupan bunga melemah secara berkelanjutan.
“Kami juga dapat menurunkan peringkat jika kami yakin akses ADHI terhadap pendanaan memburuk yang dapat berdampak pada kapasitasnya untuk membiayai kembali utang yang jatuh tempo atau membayar utangnya,” tegas Pefindo.
ADHI, didirikan pada tahun 1960, adalah perusahaan kontraktor milik negara yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Bisnis ADHI diklasifikasikan menjadi empat segmen utama: konstruksi, engineering procurement and construction (EPC), properti dan realti, dan infrastruktur investasi. Per 30 Juni 2021, pemegang sahamnya adalah Pemerintah Indonesia (51,0%) dan publik (49,0%). Aca