Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu (Bank Bengkulu) di “idA-”. Prospek untuk peringkat Perusahaan adalah “stabil”.
Melalui keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 21 Juni 2021, Pefindo menjelaskan bahwa obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.
Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi. Tanda kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan. Peringkat tersebut mencerminkan pasar baptive Bank di provinsi Bengkulu, kualitas aset yang sangat kuat, dan permodalan yang sangat kuat.
|Baca juga: Siap Lunasi Obligasi Jatuh Tempo, Peringkat Indosat (ISAT) Ditegaskan idAAA
Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh profitabilitas yang moderat, dan sumber pendanaan yang terkonsentrasi. Peringkat dapat dinaikkan jika bank dapat meningkatkan pangsa pasarnya secara signifikan dan mendiversifikasi portofolio pendanaan secara konsisten. Di satu sisi, peringkat dapat diturunkan jika Pefindo melihat terdapat pemburukan signifikan pada performa profitabilitas dan permodalan.
“Kami menilai penyebaran Covid-19 telah meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan, dengan menyebabkan penurunan kegiatan usaha yang signifikan di semua sektor industri yang berujung kepada penurunan permintaan atas kredit dan jasa perbankan lainnya.”
Selain itu, terang Pefindo, penurunan kegiatan usaha juga dapat memperlemah kemampuan debitur dalam melakukan pembayaran kewajiban, serta menyebabkan pemburukan kualitas aset bank yang selanjutnya akan memberikan tekanan terhadap indikator profitabilitas dan likuiditas bank.
|Baca juga: Rating Bank Mandiri (BMRI) Ditegaskan idAAA
Meski demikian, Pefindo menilai dampak dari pandemi terhadap profil kredit Bank Bengkulu, didukung oleh produk inti pinjaman konsumen pegawai negeri sipil (PNS) yang mendominasi 75-80 persen dari portofolio kredit bank. Pefindo melihat kredit kepada PNS tidak terkena dampak yang signifikan dari pandemi karena tidak adanya pemutusan hubungan kerja untuk PNS dan pembayaran angsuran kredit langsung dipotong dari gaji PNS.
“Segmen ini akan mendukung pendapatan bank dan menghasilkan arus kas di tengah pandemi, dan dapat menjadi bantalan terhadap potensi penurunan kualitas aset pada segmen kredit produktif, khususnya industri yang sangat terdampak oleh Covid-19 seperti konstruksi, perdagangan, industri pengolahan, transportasi, dan pertambangan.”
Didirikan pada tahun 1969, Bank Bengkulu bergerak dalam bidang perbankan komersial dengan sebagian besar layanan diarahkan ke Pemerintah Daerah Bengkulu beserta karyawannya. Aktivitas bisnis bank didukung oleh 732 karyawan melalui kantor cabang bank yang terdiri dari satu kantor pusat, 10 kantor cabang, 32 kantor cabang pembantu, dan 28 kantor lainnya. Pada 31 Maret 2021, Bank Bengkulu dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu sebesar 43,0 persen, 53,3 persen dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten/Kota Bengkulu, dan 3,7 persen dimiliki oleh perorangan dan koperasi. Aca