Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak berpotensi melemah setelah terkoreksi cukup dalam sebesar -1,38% pada perdagangan awal pekan ini.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG konfirmasi pulled back bearish trend dan break out support MA20 dan MA50.
Dia menjelaskan, indikasi mengalami momentum bearish dari indikator Stochastic dan RSI. MACD bergerak tertekan dengan histogram yang melemah. “Sehingga secara teknikal IHSG masih berpotensi melemah dengan support resistance 5.864-5.979,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Selasa (29/6/2021).
|Baca juga: MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 29 Juni 2021
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; AKRA, HMSP, INCO, INDY, LSIP, SIMP, TBLA, BBCA, BBTN, MIKA, SILO, KLBF, dan INAF.
Kemarin, IHSG (-1,38%) turun 82,93 poin ke level 5.939,47 setelah sempat dibuka mencoba bertahan di zona hijau. Pelemahan saham-saham di sektor Material Dasar (-2,55%) dan Industri (-2,50%) menjadi penekan hingga akhir sesi.
“Investor mencerna dampak angka kasus Covid-19 yang mencapai rekornnya dan PSBB lanjutan pada kinerja industri dan bisnis di dalam negeri. Investor domestik kehilangan momentum optimistis terlihat dalam catatan net buy investor asing sebesar Rp65,38 miliar.”
|Baca juga: Harga Minyak Dunia Meroket, Medco Mendulang Untung
Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia ditutup bervariasi terkonsolidasi. Indeks Nikkei (-0,06%), TOPIX (+0,15%), Hang Seng (-0,16%) dan CSI300 (+0,22%) bergerak mendatar di tengah Pasar Asia Tenggara yang alami pelemahan terburuk, dipimpin oleh Malaysia setelah peguncian atau lockdown nasional yang diperpanjang.
Bursa Eropa dibuka melemah. Indeks Eurostoxx (-0,21%), FTSE (-0,27%) dan CAC (-0,14%) turun karena ketegangan Covid-19 yang kembali meningkat setelah strain Delta yang sangat menular mengancam untuk menggagalkan dampak dari liburan musim panas di Eropa. “Selanjutnya investor akan terfokus pada data awal bulan seperti tingkat inflasi, kinerja manufaktur dan pertemuan OPEC+.” Aca