Media Asuransi – PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) siapkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2021 sebesar Rp25,2 miliar. Anggaran tersebut lebih besar dibandingkan dengan alokasi capex tahun 2020 yang senilai Rp19,04 miliar. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk membiayai beberapa pos pembangunan dan renovasi sebesar Rp1,61 miliar, mesin dan peralatan pabrik Rp2,51 miliar, tabung gas Rp9,6 miliar, peralatan dan perabotan kantor Rp4,7 miliar, alat gudang Rp255 juta, serta kendaraan Rp350 juta.
“Tahun ini perseroan masih akan menambah prinsipal baru, upaya ini dilakukan perseroan untuk mengejar pertumbuhan pendapatan di kisaran high single digit hingga tutup tahun 2021 mendatang. Saat ini perseroan tengah melakukan tahap negosiasi dengan beberapa prinsipal baru untuk kategori produk minuman dan perawatan tubuh,” kata manajemen dalam siaran resminya di Jakarta, Selasa, 20 April 2021.
Baca Juga:
- Infovesta: Pasar Saham dan SBN Masih Bergerak Fluktuatif
- MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 20 April 2021
- Erdikha Sekuritas: IHSG Bakal Cenderung Melemah
- Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Kembali Terkonsolidasi
Sebagaimana diketahui, saat ini perseroan telah memiliki 4 unit central warehouse dengan jumlah cabang 37 buah dan sub-distributor hingga 80 titik. Dengan dukungan karyawan lebih dari 1.700 pekerja, perusahaan dapat menjangkau hingga 216 ribu outlet dan ritel di seluruh Indonesia.
Kinerja Tahun 2020
Sebagaimana dikutip dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Tigaraksa Satria mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 6,66 persen menjadi Rp12,48 triliun dibandingkan dengan realisasi total pendapatan pada tahun 2019 sebesar Rp13,37 triliun. Penurunan pendapatan dikontribusi oleh semua lini penjualan perseroan, seperti segmen susu, makanan ringan dan kebutuhan rumah tangga yang berkontribusi Rp11,45 triliun dan buku pendidikan sejumlah Rp691,09 miliar. Masing-masing segmen tertekan 8.03 persen dan 21.33 persen. Sedangkan segmen penjualan Liquified Petroleum Gas (LPG) kompor dan blender hanya mampu memberikan Rp344,36 miliar.
Meski mengalami penurunan pendapatan, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 10,06 persen menjadi Rp471,78 miliar dibanding realisasi tahun 2019 sebesar Rp428,65 miliar. Peningkatan laba tersebut dikontribusi oleh keberhasilan perseroan dalam menekan sejumlah beban pada perseroan.
Di sepanjang tahun 2020 perseroan berhasil menekan beban penjualan yang mengalami penurunan sebesar 15,63 persen menjadi Rp782,82 miliar dibanding tahun dari sebelumnya Rp927,87 miliar. Beban umum dan administrasi juga berkurang 14,11 persen menjadi Rp242,98 miliar dari Rp212,93 miliar. Sementara, pada segmen beban bunga dan provisi bank Tigaraksa harus membayar sebanyak Rp5,01 miliar, turun 59,43 persen dari sebelumnya Rp12,35 miliar. Setelah beban-beban berkurang, perseroan kembali diuntungkan dengan meningkatnya pendapatan dari penghasilan bunga yang kontribusinya mencapai Rp42,55 miliar, dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp24,48 miliar.
Dalam laporan tersebut, perseroan juga mencatatkan total aset sebesar Rp3,36 triliun yang terdiri atas aset lancar Rp3,06 triliun dan aset tidak lancar Rp294,83 miliar. Total aset tersebut menunjukkan peningkatan 12,37 persen dari sebelumnya Rp2,99 triliun. Peningkatan juga terjadi pada pos terakhir yaitu total liabilitas yang tercatat sebanyak Rp1,76 triliun, meningkat 10 persen dari Rp1,60 triliun. Peningkatan ini sebagian besar disumbang oleh liabilitas jangka pendek yang dimiliki perseroan sebesar Rp1,40 triliun, kemudian sisanya disumbang oleh liabilitas jangka panjang Rp356,99 juta. One