Media Asuransi, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menilai fenomena meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) korporasi di tengah penurunan penyaluran kredit perbankan bukan sinyal perlambatan ekonomi.
Kondisi itu justru mencerminkan fase jeda sementara usai periode Lebaran 2025. “Mungkin begini kalau saya lihat ya, ini kan baru Lebaran kemarin. Jadi mereka (perbankan) masih tarik napas dulu sebelum ekspansi (kredit) lagi. Saya pikir bukan pertanda ekonomi melambat,” ujar Purbaya, dalam konferensi pers hasil rapat KSSK di Jakarta, Senin, 28 Juli 2025.
|Baca juga: 7 Rekomendasi CORE Indonesia untuk Percepat Pemulihan Ekonomi RI
|Baca juga: Genjot Kinerja, OJK Terus Pelototi Spin Off Perbankan dan Asuransi Syariah!
Menurut Purbaya kondisi tersebut dilakukan industri perbankan untuk mempersiapkan ekspansi dan menentukan strategi dalam melihat perencanaan bisnis ke depan. Namun, ia tidak menampik, kemungkinan ada juga beberapa kriteria yang membuat perbankan ragu untuk melakukan ekspansi.
“Tapi kalau saya lihat ini hanya sementara. Kalau saya lihat kan DPK secara keseluruhan itu naik dengan kencang ya,” terang Purbaya.
Berdasarkan data LPS, total DPK perbankan pada Juni 2025 tumbuh sebanyak 6,87 persen atau lebih besar pertumbuhannya dibandingkan dengan di Mei yang hanya tumbuh 4,02 persen. Purbaya awalnya memperkirakan DPK akan terus menurun, namun faktanya mengalami kebangkitan pada Juni.
|Baca juga: CORE Indonesia Sebut RI Alami Dilema Kebijakan Moneter, Begini Penjelasannya!
|Baca juga: Bos OJK Klaim Kinerja Perbankan Nasional Masih Stabil, Ini Alasannya!
“Yang artinya memang mungkin waktu Mei itu setelah Lebaran uangnya habis, belum dimasukkan lagi ke bank, setelah itu mulai kerja lagi, dimasukkan lagi ke bank. Jadi sekarang sudah balik ke atas,” imbuhnya.
Kendati demikian, ia menambahkan, penurunan DPK juga menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi LPS. Pasalnya, jika dari Mei pertumbuhannya terus menurun dan berada di bawah target LPS maka bukan tidak mungkin menjadi gambaran perekonomian yang terus mengalami perlambatan.
|Baca juga: KSSK Sebut Kinerja Pasar Modal Indonesia Ciamik di Triwulan II/2025
|Baca juga: Dunia dalam Krisis? Sri Mulyani Blak-blakan soal Dampak Tarif AS dan Konflik Global ke RI
“Jadi syukur sekarang sudah balik, jadi kelihatannya ekonominya siap-siap tumbuh lagi. Uang orang-orang di masyarakat sudah semakin banyak lagi,” tutup Purbaya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News