Media Asuransi, JAKARTA — PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) atau Oona Insurance menilai pembentukan Medical Advisory Board (MAB) atau Dewan Penasihat Medis (DPM) idealnya dibentuk secara bersama lewat pihak ketiga seperti Third Party Administrator (TPA).
CEO dan Direktur Utama Oona Insurance Vincent C Soegianto menjelaskan hal tersebut dinilai lebih realistis mengingat fungsi dokter di industri asuransi kerap bersinggungan dengan keputusan medis di rumah sakit.
Apalagi dalam praktik di lapangan, lanjutnya, sering terjadi perbedaan pandangan antara dokter di rumah sakit dengan dokter di perusahaan asuransi terkait keputusan rawat inap atau rawat jalan.
“Karena dokter di rumah sakit bilang, ‘oh ini mesti masuk rumah sakit nih Pak, inpatient.’ Sementara dokter di asuransi bilang, ‘aduh nggak lah pak ini kan cuma sakit kepala, masih masuk ke rawat jalan’,” ujar Vincent, dalam Media Luncheon di Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2025.
Menurutnya perbedaan persepsi tersebut menjadi salah satu alasan mengapa OJK mendorong perusahaan asuransi untuk melibatkan dokter dengan keahlian lebih tinggi, seperti dokter spesialis, dalam proses pengambilan keputusan medis.
Namun, Vincent menilai, tidak mudah bagi perusahaan asuransi untuk merekrut dokter spesialis secara langsung. Sebab sebagian besar dari mereka sudah berpraktik mandiri di rumah sakit. “Oleh karena itu, untuk bisa meng-hire dokter spesialis rasanya memang mesti lewat konsorsium, atau paling memungkinkan lewat TPA seperti Fullerton atau Atmedica,” kata Vincent.
Ia menambahkan model tersebut juga sejalan dengan praktik yang sudah berjalan di industri asuransi, di mana hubungan antara perusahaan asuransi dan rumah sakit umumnya dimediasi oleh TPA yang memiliki kontrak langsung dengan fasilitas kesehatan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
