Media Asuransi, JAKARTA – Emiten produsen kantong plastik PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) diperkirakan akan mendapatkan keuntungan dari pemulihan ekonomi seiring dengan peningkatan penggunaan kantong plastik.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Panca Budi Idaman (PBID IJ) – Continue to become market leader, analis Mirae Sekuritas Rizkia Darmawan menjelaskan bahwa PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID), didirikan pada tahun 1990, adalah produsen kantong plastik terkemuka dan terintegrasi, menguasai 32% pangsa pasar kantong plastik di seluruh Indonesia dengan total kapasitas produksi tahunan lebih dari 138,000 ton yang terdiri dari kantong plastik, bungkus makanan, sedotan plastik dan lain-lain.
“Dalam 2 tahun terakhir, perusahaan secara konsisten membagikan 50% dari laba bersihnya sebagai dividen, dengan dividen yield yang baik sebesar 4%-6%.”
Rizkia yakin perekonomian akan pulih lebih cepat pada 2022 di tengah wabah virus corona varian baru yang sedang berlangsung, mengingat booster shot sudah didistribusikan oleh pemerintah sejak awal tahun. Karena mobilitas yang terus pulih dalam kecepatan yang lebih cepat akan menguntungkan pedagang kaki lima yang kembali, terutama yang menyajikan produk mereka dengan kantong plastik, Rizkia melihat pemulihan permintaan kantong plastik akan lebih cepat.
|Baca juga: Bedah Saham: Berharap Laba Kuartal IV/2021 Japfa (JPFA) Berbalik Positif
Sebagai catatan, salah satu strategi distribusi PBID adalah mendistribusikan produknya langsung ke pengecer di seluruh Indonesia, terutama di pasar tradisional. Dengan keunggulan seperti ini, menurut Rizkia, PBID akan dapat dengan cepat menangkap pemulihan permintaan kantong plastik.
Selain itu, tren peningkatan layanan pesan-antar makanan dan ekspansi perusahaan ke Jawa Timur dan Indonesia Timur juga akan menguntungkan perusahaan secara keseluruhan. Panduan pertumbuhan laba bersih FY22 PBID berada pada 10%-15% YoY.
Per 9M21, PBID membukukan laba bersih Rp320,8 miliar, tumbuh 19.3% YoY. Pendapatan tercatat sebesar Rp3,23 triliun (+12.7% YoY). Secara triwulanan, laba bersih 3Q21 turun 24.8% terutama karena pembatasan mobilitas yang lebih ketat pada bulan Juni hingga Juli dan kenaikan biaya bahan baku. “Kami yakin hasil 4Q21 akan menunjukkan angka positif, karena adanya pelonggaran dari pembatasan selama kuartal.”
Saat ini PBID diperdagangkan pada 7.06 trailing P/E (-0.36 STD dari P/E rata-rata 3 tahun). Rizkia percaya pemulihan ekonomi yang lebih cepat, Covid-19 yang terkendali, dan tren layanan pesan-antar makanan yang berkelanjutan akan menjadi katalis terpenting bagi PBID.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News