Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar dolar AS diperkirakan akan melemah terhadap mata uang utama lainnya termasuk euro dan pound strerling dalam jangka menengah dan panjang.
Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – April’s FX reserves: Sufficient to address future volatility, ekonomi Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menerangkan pada akhir April, aset cadangan devisa (FX) Indonesia mencatat penurunan, untuk pertama kalinya dalam 6 bulan terakhir, sebesar US$1,0 miliar menjadi US$144,2 miliar.
“Antara lain dipengaruhi oleh faktor musiman yaitu kebutuhan pelunasan utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan likuiditas valuta asing sejalan dengan antisipasi perayaan Idul Fitri.”
|Baca juga: KSSK Laporkan Hasil Rapat Berkala
Menurut Rully, kondisi ekonomi Indonesia cukup baik, dengan pertumbuhan yang konsisten lebih tinggi dari perkiraan, inflasi yang semakin stabil, disertai dengan keseimbangan fiskal dan keseimbangan eksternal yang sangat sehat.
Namun demikian, dia masih melihat risiko volatilitas jangka pendek yang masih tinggi karena sentimen global, yaitu rilis data ekonomi AS, terutama yang terkait dengan inflasi dan kondisi ketenagakerjaan, serta risiko gagalnya menaikkan plafon utang AS.
Rully memperkirakan bahwa dalam menentukan arah suku bunga kebijakan, BI akan menunggu kejelasan lebih lanjut tentang arah FFR dan kami berpendapat The Fed akan mempertahankan suku bunga kebijakannya tersebut pada level 5,25% sampai dengan akhir tahun ini.
“Kami berpandangan bahwa dalam jangka menengah dan panjang, USD akan melemah terhadap mata uang utama lainnya termasuk Euro dan Pound Sterling, mengingat ECB dan BoE masih menaikkan suku bunga kebijakannya beberapa kali lagi.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News