Inbox
Media Asuransi – Sebanyak 43% perusahaan Eropa menganggap Indonesia sebagai salah satu dari 4 teratas yang menawarkan peluang ekspansi (penjualan/produksi) terbaik bagi perusahaan mereka di ASEAN. Hal ini mengacu pada survei yang dilakukan oleh Standard Chartered.
Bahkan, dalam setahun ke depan 88% perusahaan Eropa menatap ASEAN sebagai pasar yang menjanjikan bagi pertumbuhan bisnis mereka. Dalam laporannya yang berjudul “Borderless Business: Koridor Eropa-ASEAN”, mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa tersebut menganggap Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Indonesia sebagai 4 pasar teratas yang akan menghadirkan peluang ekspansi paling besar di ASEAN.
Sebanyak 43% responden yang terdiri dari perusahaan-perusahaan Jerman, Prancis, dan Inggris menganggap Indonesia menawarkan peluang penjualan atau produksi yang besar. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa dan AS menempatkan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara keempat yang paling diminati untuk peluang membangun atau memperluas sumber, penjualan, atau operasi mereka.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Meroket, Medco Mendulang Untung
Akses ke pasar konsumen ASEAN yang besar dan berkembang (68%), akses ke pasar global dari ASEAN yang dimungkinkan oleh Perjanjian Perdagangan Bebas/AFTA (50%), diversifikasi jejak produksi (48%) dan keberadaan basis pemasok yang matang dan andal (48%) dianggap sebagai faktor-faktor pendorong paling penting bagi para eksekutif senior dari perusahaan Eropa yang disurvei untuk melakukan ekspansi ke ASEAN.
Selain itu, ratifikasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) juga diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi ke kawasan, dengan 65% responden berencana untuk meningkatkan investasi selama 3 tahun-5 tahun ke depan. Selain peluang, perusahaan juga mengenali beberapa risiko yang perlu mereka pertimbangkan di wilayah tersebut.
Tiga risiko teratas yang teridentifikasi adalah ketidakpastian geopolitik dan konflik perdagangan (93%), pandemi Covid-19 atau krisis kesehatan lainnya (58%), dan pemulihan ekonomi yang lambat serta penurunan belanja konsumen (50%).
Selain itu, responden juga mengidentifikasi bahwa memahami peraturan regional, metode pembayaran, dan infrastruktur (75%), mengadaptasi model bisnis mereka dengan praktik dan kondisi industri di ASEAN (65%), serta membangun hubungan dengan pemasok dan mengadaptasi logistik rantai pasokan (58%) adalah tantangan paling signifikan dalam 6 bulan hingga 12 bulan ke depan.
Baca juga: Terus Naik, Investor Asing Net Buy Rp17,01 Triliun Sepanjang 2021
Untuk mendorong pertumbuhan yang tangguh dan seimbang di ASEAN serta memitigasi risiko dan tantangan ini, sebagian besar responden survei mempertimbangkan untuk memasuki kemitraan/usaha patungan baru untuk meningkatkan kehadiran pasar (85%) sebagai hal terpenting yang menjadi fokus perusahaan mereka.
Untuk mendukung pertumbuhan mereka, perusahaan-perusahaan tersebut mengatakan mereka mencari mitra perbankan dengan lindung nilai valuta asing dan layanan penyelesaian multi-mata uang yang komprehensif (55%), jaringan lintas batas yang komprehensif dan pemahaman tentang pasar lokal (55%), serta manajemen uang tunai yang kuat kemampuan (48%) dan layanan konsultasi seperti penasihat keuangan dan peringkat baik dalam hal Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (48%).
Rino Donosepoetro, Vice Chairman, ASEAN & President Commissioner Indonesia, Standard Chartered, dalam keterangan tertulis mengatakan, Eropa dan ASEAN menikmati hubungan ekonomi yang sangat kuat. ASEAN adalah mitra dagang terbesar ketiga Uni Eropa (UE) di luar Eropa dengan nilai perdagangan barang hampir 190 miliar Euro pada 2020, sebaliknya UE adalah mitra dagang terbesar ketiga ASEAN, menyumbang lebih dari 10% perdagangan ASEAN.
“Saat ASEAN muncul sebagai kekuatan ekonomi global, Kawasan ini menghadirkan peluang yang tak tertandingi bagi perusahaan-perusahaan Eropa. Itulah sebabnya kami berkomitmen untuk mendukung masuknya bisnis Eropa ke sektor-sektor di ASEAN yang berkembang pesat, mulai dari infrastruktur dan energi terbarukan hingga e-commerce” ungkapnya. Aha