Media Asuransi, JAKARTA – Prospek peningkatan belanja iklan digital dan di media sosial pada 2022 diperkirakan bakal berdampak positif bagi kinerja emiten di industri media yaitu SCMA dan MNCN.
Melalui riset bertajuk Media (Neutral) – 2022F: It’s a healthy competition, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya menjelaskan bahwa menurut Statista, belanja iklan Indonesia di pasar periklanan digital telah mencapai US$2,1 miliar pada 2021F dan akan lebih tinggi lagi pada 2022F.
Demikian pula, belanja iklan di media sosial di Indonesia diperkirakan akan mencapai US$1 miliar pada 2022F. Pertumbuhan masif ini juga sejalan dengan pertumbuhan aktivitas Indonesia di media sosial.
Dalam dua tahun terakhir, kontribusi pendapatan digital SCMA dan MNCN terhadap penjualan telah tumbuh dari satu digit menjadi dua digit. “Kami yakin hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan iklan TV yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu serta investasi masing-masing perusahaan ke dalam bisnis media digital untuk menambah lebih banyak aliran pendapatan bagi bisnis.”
Menurutnya, hal ini juga dipercepat oleh pandemi, dimana lebih banyak orang telah beradaptasi dengan teknologi dan menjadi lebih paham teknologi saat ini.
|Baca juga: Terungkap, SCMA Investasi Rp248 Miliar di Rans Entertainment
Kontribusi pendapatan media digital SCMA pada kuartal I/2019 hanya 6,1%, dan telah tumbuh menjadi 16% pada kuartal III/2021. “Kami berharap pendapatan digital SCMA berkontribusi sekitar 18% di 2022F dan meningkat lebih lanjut di 2023F.”
Sementara itu, pendapatan digital MNCN di kuartal I/2019 hanya 7,1%, dan tumbuh menjadi 18,8% di kuartal II/2021. “Kami memperkirakan pendapatan digital MNCN akan mencapai c.25% pada 2022F.”
Christine menurunkan rekomendasi sektor Media ke Netral untuk semester I/2022. Dia melihat sedikit rebound dalam pendapatan iklan secara keseluruhan di semester II/2021F, yang menurunkan perkiraan awalnya pada pendapatan dan pendapatan tahun depan.
“Kami pikir persaingan ketat di industri TV mungkin membatasi kenaikan tarif. Selain itu, ada peningkatan persaingan di media digital.”
Lebih lanjut, Christine juga menurunkan perkiraan 2022F karena dia menurunkan ekspektasinya karena kenaikan harga CPO yang akan memperlambat belanja iklan FMCG.
Namun, dia masih mengharapkan ekonomi yang lebih baik pada percepatan peluncuran vaksin pada 2022F, yang akan menopang daya beli konsumen serta pemulihan belanja iklan.
“Perusahaan media akan terus fokus pada konten digital dengan memperkuat kehadirannya di pasar over-the-top (OTT). Untuk TV free-to-air (FTA), kami pikir ini masih akan menjadi media pembelanjaan iklan yang dominan bagi pengiklan.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News