Site icon Media Asuransi News

Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Menguat Terbatas

Media Asuransi – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi menguat terbatas setelah berhasil menguat sebesar 1,13% pada perdagangan kemarin.

Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Lanjar Nafi, mengatakan bahwa pergerakan IHSG yang berhasil rebound tepat di level support Moving Average 50 hari secara teknikal mendorong arah pergerakan IHSG yang cenderung positif melanjutkan bullish trend jangka panjang dan menguji resistance upper bollinger bands

Dia mengatakan, indikator stochastic dan RSI mulai terlihat menjenuh dari momentum bearish-nya memberikan indikasi adanya peluang lanjutan penguatan di akhir pekan. “Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support resistance 6.020-6.084,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Jumat, 16 Juli 2021. 

|Baca juga: Reliance Sekuritas: IHSG Berpotensi Tertekan

Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BBTN, BFIN, BMRI, BSDE, CTRA, dan PGAS.

Kemarin, IHSG (+1,13%) naik 67,54 poin ke level 6.046,75 setelah bergerak menguat sejak awal sesi perdagangan. IHSG membalikkan kerugian yang terjadi pada perdagangan sebelumnya akibat aksi jual investor yang kehilangan sedikit kepercayaan investasinya di tengah badai kasus Covid-19 di Indonesia. 

Saham-saham perbankan berhasil mendorong IHSG hingga menguat satu persen, yakni saham BBCA (+2,1%), BBRI (+2,7%), BMRI (+3,1%) dan ARTO (+3,8%) naik optimistis dan menjadi leader penguatan. Investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp555,34 miliar.

|Baca juga: Satgas Waspada Investasi Tutup 172 Pinjaman Online Ilegal

Data neraca perdagangan alami penurunan surplus di bulan Juni 2021 sebesar US$1,32 miliar jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$2,37 miliar sehingga total surplus neraca perdagangan semester I/2021 mencapai US$11,86 miliar. Kenaikan tertinggi terjadi pada ekspor sektor pertanian mencapai 33%, disusul migas 27,23%, pertambangan 11,75%, dan industri pengolahan 7,34%. Sedangkan dibandingkan Juni 2020, kenaikan ekspor tertinggi terjadi pada sektor migas mencapai 117,15%, disusul pertambangan 92,8%, industri pengolahan 45,92%, dan pertanian 33,04%.

Bursa saham Asia ditutup bervariasi, pelemahan di pimpin oleh indeks saham Jepang dengan indeks Nikkei (-1,15%) dan TOPIX (-1,20%) turun lebih dari sepersen sedangkan indeks saham Tiongkok dan Hong Kong alami penguatan dengan indeks CSI300 (+1,35%) dan Hang Seng (+0,75%) yang naik rata-rata satu persen. Bursa saham di China optimistis di tengah data pertumbuhan kuartal kedua China sebagian besar melambat sejalan dengan ekspektasi bahkan ketika peningkatan dalam belanja konsumen menunjukkan pemulihan yang lebih seimbang.

Bursa Eropa membuka perdagangan dengan pesimistis melemah. Indeks FTSE (-0,97%), DAX (-1,18%) dan CAC40 (-0,98%) turun satu persen di awal sesi perdagangan mengiringi pelemahan indeks berjangka AS karena investor menilai perlambatan pertumbuhan di China akan menjadi katalis negatif. Pound Inggris naik setelah pembuat kebijakan Bank of England mengatakan penarikan stimulus mungkin tepat segera. Selanjutnya investor akan tfokus pada hasil keputusan tingkat suku bunga Bank of Japan di hari Jumat. Aca

 
Exit mobile version