1
1

IHSG dan Rupiah Kian Ambruk di Perdagangan Sore

Ilustrasi. | Foto: Media Asuransi

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin sore berakhir di zona pelemahan. Katalis positif masih minim berdatangan baik dari dalam maupun luar negeri sehingga membuat indeks acuan saham Indonesia tak mampu berbalik arah ke area hijau.

IHSG Senin, 26 Februari 2024, perdagangan sore berakhir tertekan di posisi 7.283, turun 11,27 poin atau setara 0,15 persen ketimbang pagi tadi di 7.295. Level tertinggi di 7.295 dan terendah di 7.252. Volume perdagangan hari ini tercatat 17,26 miliar lembar saham senilai Rp8,63 triliun. Sebanyak 230 saham menguat dan 209 saham tumbang.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan sore juga berakhir melemah ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.623 per US$. Mata uang Garuda masih belum mendapat sentimen positif signifikan sehingga mudah dikalahkan oleh mata uang Paman Sam.

|Baca juga: Berkshire Hathaway Catat Keuntungan Underwriting US$5,4 Miliar di 2023

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore tertekan ke posisi Rp15.630 per US$, melemah 32 poin atau setara 0,21 persen dengan year to date return 1,50 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.621 hingga Rp15.647 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15,566 per US$.

Wall Street naik tipis

Di sisi lain, dua dari tiga indeks utama Wall Street naik tipis pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB) untuk mencapai rekor baru. Kondisi tersebut lantaran investor berupaya mengambil keuntungan yang telah mereka kumpulkan minggu ini karena reli pasar yang dipicu oleh hasil blockbuster raksasa teknologi AS, Nvidia.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa, sementara Nasdaq Composite tergelincir, menyusul lonjakan tiga persen sehari sebelumnya. Di Eropa, London, Frankfurt, dan Paris mengakhiri hari dengan lebih tinggi, dengan indeks DAX dan CAC ditutup pada rekor baru.

Sebagian besar saham Asia naik, menyusul rekor tertinggi di pasar Jepang, AS, dan zona euro pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Tokyo ditutup untuk hari libur umum, satu hari setelah rekor penyelesaian Nikkei 225.

Sedangkan indeks dolar AS berada di jalur penurunan mingguan pertama pada 2024 pada akhir perdagangan Jumat lalu waktu setempat (Sabtu WIB). Hal itu karena investor berhenti membeli mata uang tersebut menyusul reli hampir dua bulan yang dibangun di atas ekspektasi Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

|Baca juga: PermataBank Suntik SUN Energy Rp500 Miliar untuk Kembangkan Energi Surya

“Reli dolar tahun ini didasarkan pada konvergensi pasar kembali ke The Fed,” kata Kepala Strategi Pasar Bannockburn Global Forex Marc Chandler, di New York.

Selain itu, para pedagang mungkin juga memperkirakan kemungkinan bahwa data ekonomi akan mulai melambat. “Saya pikir dimulai dengan data pekerjaan Februari, yang akan dirilis pada 8 Maret, kita akan mulai melihat serangkaian data ekonomi AS yang lebih lemah,” pungkas Chandler.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Berkshire Hathaway Catat Keuntungan Underwriting US$5,4 Miliar di 2023
Next Post Laba Zurich Asia Pasifik Melesat 18% Jadi US$565 Juta di 2023

Member Login

or