1
1

Munich Re Perkirakan Ketidakpastian Pasar Asuransi dan Reasuransi Berlanjut di 2024

Ilustrasi. | Foto: munichre.com

Media Asuransi, GLOBAL – CEO Munich Re Joachim Wenning mengatakan kondisi pasar yang sulit diperkirakan terus berlanjut. Hal itu setelah satu tahun lagi kerugian industri asuransi dan reasuransi sebesar lebih dari US$100 miliar akibat bencana alam pada 2023 dan tanpa adanya aliran modal baru yang masuk.

Merujuk laman Reinsurance News, Kamis, 29 Februari 2024, perusahaan reasuransi global tersebut melaporkan serangkaian hasil keuangan yang kuat untuk 2023, serta hasil yang kuat pada pembaruan 1 Januari dengan pertumbuhan 3,5 persen di tengah peluang bisnis yang menarik di hampir semua wilayah dan kelas bisnis.

Setelah rilis tersebut, manajemen mengadakan panggilan media di mana prospek pembaruan di masa depan dan siklus pasar yang sulit saat ini dibahas. Wenning menyoroti tantangan dan peluang yang didorong oleh tingginya tingkat kerugian bencana industri yang terjadi pada 2023.

“Karena tidak ada modal baru yang masuk ke pasar reasuransi, dan karena kami tidak dapat melihat adanya pesaing yang ingin mundur, kami berasumsi bahwa apa yang disebut sebagai pasar yang sulit akan terus berlanjut,” kata Wenning.

|Baca juga: DOID, GGRM, MDKA, dan RAAM Masuk Radar Rekomendasi Saham Hari ini

Memperluas hal ini, CEO menekankan bahwa meskipun sulit untuk mengatakan berapa lama pasar yang sulit akan terus berlanjut, tapi optimisme internal adalah pembaruan untuk sisa tahun ini, jadi April dan Juni dan Juli, pasti akan sebagus di Januari.

Namun, dalam hal kondisi 2025, Wenning menekankan hal ini tidak dapat diramalkan. Ia menambahkan jika siklusnya naik maka pada titik tertentu akan turun, meskipun ini bukan sesuatu yang diamati oleh Munich Re saat ini. Salah satu alasannya adalah karena baik di pasar reasuransi tradisional maupun pasar modal alternatif belum ada aliran modal yang masuk.

Mengenai arus masuk modal dari pasar tradisional, Wenning menjelaskan, jika ada perubahan maka tentu saja perusahaan reasuransi akan menjadi lebih lunak, karena mereka mengatakan oke saya ingin mengambil bisnis ini atau bisnis itu dari yang lain. “Tetapi, hingga 2024, kami tidak melihat adanya alasan untuk itu,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG dan Rupiah Perdagangan Pagi Kompak Tak Bertenaga
Next Post Peringkat Bank Syariah Indonesia (BSI) Ditegaskan idAAA

Member Login

or