Media Asuransi, GLOBAL – Swiss Re dalam laporannya mengatakan perubahan iklim diperkirakan berdampak besar terhadap kerugian ekonomi global. Kondisi tersebut dengan dua negara teratas diperkirakan mengalami kerugian besar.
Dilansir dari laman Insurance Business, Kamis, 29 Februari 2024, dalam sebuah analisis yang mencakup 36 negara, Swiss Re Institute mengidentifikasi Filipina dan Amerika Serikat sebagai negara yang saat ini paling berisiko secara ekonomi dari intensifikasi bahaya akibat perubahan iklim.
|Baca: Gudang Garam Teken Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Kediri-Tulungagung
Laporannya berjudul ‘Perubahan Iklim: Panasnya (Masih) Berlanjut’, mengacu pada data dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) dan penelitian Swiss Re Institute. Laporan ini menilai potensi dampak ekonomi jika bencana alam yang berhubungan dengan cuaca menjadi lebih parah akibat perubahan iklim.
Temuan tersebut mengungkapkan Filipina saat ini menghadapi kerugian ekonomi tertinggi dibandingkan dengan PDB-nya, yaitu sebesar tiga persen akibat empat bahaya cuaca utama yang diteliti.
AS miliki kerugian ekonomi
Sementara itu, Amerika Serikat, dengan kerugian ekonomi tahunan sebesar US$97 miliar (0,38 persen dari PDB), memiliki kerugian ekonomi absolut tertinggi di seluruh dunia akibat kejadian cuaca, di samping kemungkinan intensifikasi bahaya yang sedang.
Laporan ini juga mengidentifikasi negara-negara dengan kesenjangan perlindungan asuransi yang signifikan dan negara-negara di mana langkah-langkah mitigasi dan adaptasi kerugian tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi sebagai negara yang paling rentan secara finansial.
|Baca juga: Daftar Pemenang Unitlink Award 2024 Kelompok IDR di Fund Pendapatan Tetap Rupiah
Hal ini terutama berlaku untuk negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat di Asia seperti Thailand, China, India, dan Filipina, yang dianggap paling berisiko.
Terapkan langkah adaptasi
Swiss Re Institute juga menggarisbawahi pentingnya menerapkan langkah-langkah adaptasi untuk mengurangi potensi kerugian. Langkah-langkah tersebut termasuk menegakkan peraturan bangunan, meningkatkan perlindungan terhadap banjir, dan menghindari pemukiman di daerah-daerah yang rentan terhadap bahaya alam.
Laporan ini juga menyatakan dampak ekonomi masa depan dari bencana-bencana ini terhadap PDB masing-masing negara akan sangat bergantung pada efektivitas adaptasi, pengurangan kerugian, dan strategi pencegahan di masa depan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News