Media Asuransi, GLOBAL – Sure, pemimpin teknologi asuransi yang membuka potensi asuransi digital, merilis Laporan Kondisi Asuransi Digital 2024. Laporan itu mengungkapkan ketidakpuasan terhadap bagian inti dari ekosistem asuransi, yaitu organisasi layanan tarif lama (RSO).
Mengutip PR News Wire, Kamis, 14 Maret 2024, laporan Sure mengatakan ratusan pengambil keputusan di industri asuransi disurvei untuk menyelami lebih dalam kondisi lanskap asuransi digital saat ini, serta tantangan dalam menjalankan program asuransi dan meluncurkannya secara digital.
Hal ini dikarenakan pasar asuransi tertanam diperkirakan melebihi US$70 miliar pada 2030. Penelitian baru ini mengungkapkan wawasan menarik tentang alat yang digunakan oleh para profesional asuransi untuk memenuhi permintaan ini, serta kesulitan yang ditimbulkan oleh RSO lama dalam prosesnya.
|Baca juga: Peringkat Bank Negara Indonesia (BNI) Ditegaskan idAAA dengan Prospek Stabil
Karena konsumen mencari pengalaman yang lebih mulus untuk membeli asuransi di dunia digital, banyak perusahaan asuransi dan merek mencari cara untuk mengimbangi dengan mengembangkan program asuransi digital dari awal.
Organisasi layanan tarif adalah langkah penting dalam membangun program asuransi, menyediakan tarif, aturan, dan pengajuan formulir, serta layanan lainnya, seperti analisis kerugian.
Laporan penelitian baru Sure menemukan bahwa meskipun ada penggunaan RSO dan layanannya secara luas, 71 persen responden merasa bahwa RSO lama membutuhkan banyak upaya untuk menjalankan program asuransi, memeliharanya, dan meluncurkannya secara digital.
Pada akhirnya, kekurangan tersebut merugikan konsumen dengan pilihan yang terbatas dan cakupan yang tidak sesuai dengan pasar. Pilihan yang ada saat ini untuk meluncurkan program asuransi tidak hanya memakan waktu dan sangat kompleks, tetapi juga sangat mahal.
Sebanyak 75 persen responden menyatakan bahwa perusahaan mereka menghabiskan setidaknya US$1 juta per tahun untuk menjalankan program-program ini dan 31 persen melaporkan menghabiskan US$10 juta atau lebih.
Terlepas dari semua investasi sumber daya keuangan dan upaya ini, hanya 12 persen responden yang sangat puas dengan RSO lama. Lebih lanjut, ketika ditanya tentang hal yang paling tidak mereka sukai, responden menyebutkan upaya (46 persen) dan fleksibilitas (31 persen), meskipun keduanya juga merupakan dua prioritas utama mereka.
“Setelah menghabiskan hampir satu dekade bermitra dengan perusahaan asuransi global dan merek-merek konsumen untuk membangun dan meluncurkan program asuransi digital, hasil ini tidaklah mengejutkan,” kata CEO Sure Wayne Slavin.
“Industri asuransi saat ini masih berantakan dan sebagian besar penyebabnya adalah RSO yang belum mampu mengimbangi transisi menuju asuransi digital sepenuhnya,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News