Media Asuransi, GLOBAL – Bursa saham Wall Street melemah pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Hal itu terjadi karena laporan harga grosir yang lebih panas dari perkiraan menghidupkan kembali kekhawatiran terhadap inflasi dan membuat imbal hasil treasury lebih tinggi.
Mengutip The Business Times, Jumat, 15 Maret 2024, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,4 persen menjadi 38.905,66. Sedangkan Indeks S&P 500 turun 0,3 persen menjadi 5.150,48. Kemudian Indeks Komposit Nasdaq yang padat teknologi turun 0,3 persen menjadi 16.128,53.
Sementara itu, indeks harga produsen (PPI) berada di atas ekspektasi analis, naik 0,6 persen di Februari. Dengan kenaikan harga barang, kekhawatirannya adalah para pengambil kebijakan Federal Reserve akan memilih untuk mempertahankan suku bunga lebih lama untuk mengendalikan inflasi.
|Baca juga: Kebijakan Perubahan Nama di POJK 24/2023 Dikritik, Begini Respons OJK
Pejabat Fed akan mengumumkan keputusan suku bunga mereka minggu depan setelah pertemuan dua hari. “Jelas bahwa kami tidak akan mendapatkan pernyataan dovish apapun,” kata Peter Cardillo dari Spartan Capital, tentang kemungkinan posisi The Fed.
Dolar AS menguat
Sementara itu, greenback menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Penguatan terjadi setelah penjualan ritel AS untuk Februari dan data harga produsen dirilis. Rilis harga produsenlah yang menentukan arah pergerakan dolar AS.
Adapun indeks dolar AS naik 0,39 persen menjadi 103,15. Sementara itu, dolar Kanada melemah terhadap greenback dan imbal hasil utang pemerintah meningkat. Loonie diperdagangkan 0,1 persen lebih rendah pada C$1,3477 terhadap greenback, atau 74,2 sen AS, setelah diperdagangkan dalam kisaran 1,346 hingga 1,3481.
Dengan adanya perbedaan kuat dalam berita utama dan langkah-langkah inti, para pedagang mulai merasa gugup bahwa Juni mungkin akan menjadi ketidakpastian bagi penurunan suku bunga awal dari Federal Reserve AS.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News