1
1

Fitch Afirmasi Rating Indonesia BBB Stabil, Ini Catatannya

Pemukiman penduduk dan deretan gedung tinggi yang terus tumbuh dan berkembang di Ibu Kota Jakarta menjadi gambaran kondisi ekonomi Indonesia saat ini. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Issuer Default Rating (IDR) Mata Uang Asing Jangka Panjang Indonesia di ‘BBB’ dengan Outlook Stabil.

“Peringkat Indonesia menyeimbangkan prospek pertumbuhan jangka menengah yang baik dan rasio utang pemerintah/PDB yang rendah terhadap pendapatan pemerintah yang lemah dan fitur struktural yang tertinggal, seperti indikator tata kelola, dibandingkan dengan negara-negara lain di kategori ‘BBB’,” tulis Fitch dalam keterangan resmi yang dikutip, Senin, 18 Maret 2024.

Beberapa metrik keuangan eksternal, seperti transaksi berjalan, lebih kuat dibandingkan tingkat sebelum pandemi Covid-19, tetapi akan menjadi normal dalam beberapa tahun ke depan, dengan asumsi bahwa harga komoditas akan semakin turun.

“Perkiraan kami untuk pertumbuhan PDB pada tahun 2024 secara umum stabil di angka 4,9%, sedikit turun dari 5,05% pada tahun 2023,” jelas Fitch.

|Baca juga: R&I Pertahankan Rating Indonesia BBB+, Bos BI Tegaskan Stabilitas Ekonomi RI Terjaga  

Fitch memperkirakan momentum ekspor akan melambat pada paruh pertama tahun ini, mengingat melemahnya permintaan global, namun kuatnya investasi dalam negeri dan konsumsi kemungkinan besar akan mendukung pertumbuhan, juga karena belanja terkait pemilu lokal yang akan diselenggarakan di seluruh negeri pada bulan November.

“Kami memperkirakan pertumbuhan PDB akan meningkat menjadi 5,3% pada tahun 2025, karena investasi akan menguat menyusul berkurangnya ketidakpastian kebijakan jangka pendek setelah pemerintahan baru mulai menjabat pada bulan Oktober tahun ini.”

Inflasi harga konsumen terkendali, sebesar 2,8% di bulan Februari dan inflasi inti bahkan lebih rendah lagi yaitu sebesar 1,7%. Fitch memperkirakan inflasi akan tetap berada dalam kisaran target inflasi Indonesia, yang diturunkan pada tahun ini menjadi 2,5% +/- 1pp, dengan perkiraan pada akhir tahun 2024 sebesar 2,7% dan sedikit meningkat menjadi 3,0% pada akhir tahun 2025 seiring dengan penguatan pertumbuhan perekonomian.

“Kami yakin Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga kebijakannya sebesar 75bp menjadi 5,25% pada akhir tahun ini, ketika suku bunga mulai turun di AS, dan sebesar 75bp menjadi 4,5% pada tahun 2025.”

 

Pemerintahan Baru

Fitch memperkirakan akan ada kesinambungan kebijakan ekonomi secara luas pada pemerintahan berikutnya setelah putaran pertama pemilihan presiden baru-baru ini, yang mana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengklaim kemenangannya.

|Baca juga: Kemenkeu Catat APBN Surplus Rp31,3 Triliun per Januari 2024

Fitch berharap perusahaan ini akan tetap fokus pada pembangunan infrastruktur, termasuk ibu kota baru, Nusantara, yang sedang dibangun di Kalimantan Timur, dan mempertahankan upaya untuk mendukung hilirisasi komoditas dan memperluas manufaktur baterai dan kendaraan listrik (EV). Pengaturan kebijakan moneter dan fiskal juga kemungkinan akan tetap mendukung stabilitas makro, setidaknya selama sisa tahun ini.

“Kami yakin risiko fiskal jangka menengah telah meningkat, karena rencana fiskal pemerintah mendatang masih belum pasti dan beberapa janji kampanye tampaknya memakan banyak biaya. Kampanye Menteri Prabowo, misalnya, menganjurkan program makan siang dan susu gratis di sekolah yang dapat menghabiskan biaya sekitar 2% PDB setiap tahunnya, menurut timnya. Ia juga menyatakan bahwa Indonesia dapat mempertahankan rasio utang pemerintah/PDB yang jauh lebih tinggi dan menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 8%.”

Namun, para calon presiden, termasuk Prabowo, juga menganjurkan kenaikan signifikan pada tingkat pendapatan pemerintah/PDB, yang mungkin memerlukan waktu untuk merealisasikannya, namun akan memperkuat struktur fiskal Indonesia.

 

Tren Utang Indonesia

Fitch masih berasumsi bahwa utang pemerintah Indonesia akan terus menurun secara bertahap, dari 39,1% pada tahun 2024 menjadi 37,2% pada tahun 2027. Presiden berikutnya harus bergantung pada koalisi di parlemen dan catatan fiskal Indonesia akan menunjukkan bahwa penurunan utang akan terus berlanjut. Dukungan di seluruh spektrum politik untuk kebijakan fiskal yang hati-hati dan defisit dalam batas 3% dari pagu anggaran PDB. Defisit fiskal dengan cepat berkurang setelah guncangan pandemi menjadi 1,7% dari PDB pada tahun 2023.

|Baca juga: Utang Luar Negeri Indonesia Januari 2024 Menurun

Kendala untuk membiayai defisit yang jauh lebih besar dapat diilustrasikan oleh Bank Indonesia yang membiayai setengah dari defisit sebesar 6,1% pada puncak guncangan pandemi pada tahun 2020.

“Kami memperkirakan defisit akan meningkat menjadi 2,5% dari PDB pada tahun 2024, ketika sebagian besar pemerintahan berkuasa saat ini masih berada dalam kondisi yang sulit, namun ketidakpastian masih menyelimuti perkiraan kami sebesar 2,9% untuk tahun 2025.”

Fitch memperkirakan rasio pendapatan pemerintah/PDB secara umum akan turun menjadi 14,6% pada tahun 2024 dari 15,0% pada tahun 2023, terendah dalam kategori ‘BBB’ dan jauh di bawah median sebesar 21,3%. Pemerintah telah meningkatkan pendapatan dalam beberapa tahun terakhir, seperti menaikkan tarif PPN sebesar 1pp pada tahun 2022, yang seharusnya menghasilkan pendapatan tambahan sebesar 0,3% hingga 0,4% dari PDB per tahun.

“Kenaikan lainnya sebesar 1pp telah disepakati pada tahun 2025, namun kami memperkirakan penurunan harga komoditas akan mempunyai dampak yang lebih besar. Rasio bunga/pendapatan, yang kami proyeksikan sebesar 14,8% pada tahun 2024, jauh lebih tinggi dibandingkan median kategori ‘BBB’ sebesar 8,7%.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 4 Jurus Pamungkas Bank Digital untuk Bersaing dengan Konvensional
Next Post BSI Targetkan Perputaran Dana Rp43 Triliun Selama Ramadan

Member Login

or