1
1

Perdagangan Pagi: IHSG Menghijau, Kurs Rupiah Tertekan

Ilustrasi. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa pagi bergerak di jalur hijau. Meski demikian, para investor sebaiknya tidak gegabah dan tetap berhati-hati saat berinvestasi di pasar modal guna meminimalisir kerugian mengingat indeks acuan Indonesia masih berpotensi kembali terkoreksi.

IHSG Selasa, 19 Maret 2024, perdagangan pagi dibuka di level 7.302 dan tak lama menguat ke 7.336. Posisi tertinggi di 7.344 dan terendah di 7.314. Volume perdagangan pagi tercatat 1,87 miliar lembar saham senilai Rp876 miliar. Sebanyak 218 saham menguat, 164 saham melemah, dan 215 saham stagnan.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Selasa pagi terlihat kian melemah ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp15.691 per US$. Sejauh ini sentimen positif masih minim berdatangan dan membuat mata uang Garuda mudah ditekan oleh mata uang Paman Sam.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke Rp15.711 per US$ dengan year to date return 2,15 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.711 hingga Rp15.735 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.606 per US$.

|Baca juga: Kresna Life Menang di PTUN, OJK Ajukan Banding!

Di sisi lain, saham teknologi memimpin pasar lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Hal itu terjadi karena antusiasme kecerdasan buatan dengan para investor menantikan pertemuan Federal Reserve.

Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi berakhir naik 0,8 persen menjadi 16.103,45. Sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 0,2 persen menjadi 38.790,43. Sementara itu, indeks S&P 500 berbasis luas naik 0,6 persen menjadi 5.149,42.

Dolar AS melemah

Sedangkan dolar AS melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Pelemahan terjadi karena para pedagang menantikan pertemuan bank sentral minggu ini, dengan Bank of Japan berpotensi mengakhiri suku bunga negatif dan pasar menunggu proyeksi penurunan suku bunga Federal Reserve.

Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, terakhir turun 0,12 persen menjadi 103,35. Angka tersebut telah meningkat sekitar dua persen tahun ini karena perekonomian AS berjalan lebih baik dari perkiraan, sehingga investor mengekang spekulasi mereka bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya dengan cepat.

|Baca juga: 4 Rekomendasi Saham saat IHSG Terus Terkoreksi

Sementara itu, dolar AS sedikit berubah terhadap yen Jepang di 149,07 yen per dolar. Yen mengalami gejolak dalam beberapa minggu terakhir, melemah hingga 150,88 terhadap dolar AS bulan lalu. Mata uang tersebut kemudian naik kembali ke level tertinggi dalam satu bulan di 146,48 pada awal Maret, didukung oleh data ekonomi yang lebih kuat.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kresna Life Menang di PTUN, OJK Ajukan Banding!
Next Post Pefindo Tegaskan Peringkat Maybank Indonesia idAAA Prospek Stabil

Member Login

or