Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan asuransi motor AIG memutuskan tidak mengasuransikan mobil sport McLaren saat dikendarai melintasi Jembatan Causeway. Keputusan itu diambil setelah terjadinya kecelakaan baru-baru ini di Johor yang melibatkan tiga McLaren saat sekelompok mobil sport asal Inggris itu menuju selatan ke Kluang pada 29 Oktober 2023.
Beruntung, tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut. Dalam surat kepada seorang broker asuransi, AIG menyatakan keputusannya didasarkan pada peningkatan luar biasa dalam frekuensi kecelakaan serius yang melibatkan kendaraan McLaren di Malaysia.
|Baca: Maison Boulud Resmi Membuka Restoran Internasional Kedua di Singapura
Dilansir dari laman The Straits Times, Senin, 25 Maret, mulai 1 April 2024, AIG tidak akan bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat kecelakaan di luar Singapura. Keputusan ini mengejutkan pemilik mobil McLaren. Salah satunya adalah Marcus Luah, yang merupakan salah satu dari tiga orang yang terlibat dalam kecelakaan di Johor.
“Saya tidak mengerti mengapa McLaren dijadikan sasaran. Telah banyak kecelakaan di Malaysia yang melibatkan merek lain. Jadi saya agak bingung,” ujarnya.
Luah, seorang agen properti berusia 32 tahun, mengatakan AIG telah menawarkan premi yang lima kali lipat dari premi saat ini untuk perpanjangan polisnya. “Jelas, saya tidak akan kembali kepada mereka. Saya bisa memahami jika premi naik dua kali lipat, tetapi lima kali lipat!” tuturnya.
Sikap itu jarang
Broker asuransi Eazy, yang mengkhususkan diri dalam asuransi untuk mobil mewah, mengindikasikan bahwa sikap AIG itu jarang tapi tidak mungkin terjadi. “Dalam kasus mobil yang harganya lebih dari US$3 juta, ini tidak jarang, tetapi untuk mobil di bawah harga itu, ini lebih jarang terjadi,” kata CEO Eazy Douglas Chia.
Harga untuk model McLaren terbaru, yaitu 750S, berkisar antara US$1,5 juta hingga US$1,6 juta dengan sertifikat kepemilikan. Chia menjelaskan premi tahunan untuk mobil seperti McLaren Artura berkisar antara US$6.000 hingga US$10.000 untuk pengemudi reguler dengan diskon klaim 50 persen.
“Kami sedang mencari alternatif untuk pelanggan kami,” tambahnya.
Ketika ditanya, Asosiasi Asuransi Umum Singapura (GIA) menyatakan bahwa mereka tidak akan mengomentari praktik individu anggotanya. “Ini adalah masalah penerimaan risiko masing-masing perusahaan asuransi,” pungkas CEO GIA Ho Kai Weng.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News