Media Asuransi, GLOBAL – Peak Re diperkirakan mencatatkan laba bersih rekor sebesar US$200 juta untuk 2023. Hal itu diyakini terjadi meskipun kondisi ekonomi yang ditandai oleh inflasi tinggi, kenaikan suku bunga, dan berlanjutnya peristiwa bencana alam yang mahal.
Menurut hasil tahunan Fosun yang mencakup angka tidak diaudit untuk Peak Re, faktor-faktor ini memengaruhi sikap lebih berhati-hati dari penyedia modal reasuransi. Namun, sepanjang tahun tersebut, harga reasuransi terus meningkat dan syarat-syarat kondisinya semakin ketat.
Dilansir dari laman Reinsurance News, Senin, 1 April 2023, Fosun juga mencatat bahwa permintaan reasuransi tetap tinggi karena serangkaian peristiwa bencana alam mahal dalam beberapa tahun terakhir, yang membantu kinerja Peak Re.
|Baca juga: Jelang Libur Panjang Idulfitri, Investor Disarankan Wait & See
Selama 2023, Peak Re tetap berfokus pada seleksi risiko yang ketat, penetapan harga yang memadai, pengelolaan klaim dan biaya, serta penemuan solusi transfer risiko baru. Peak Re dilaporkan telah menyesuaikan portofolio asuransi properti dan kecelakaan (P&C) untuk mengurangi fluktuasi hasil, sambil tetap mempertahankan diversifikasi global.
Langkah-langkah tersebut meliputi pengurangan paparan terhadap risiko bencana alam yang parah, terutama di AS, Eropa, dan Jepang, serta pergeseran ke lapisan yang lebih tinggi, peningkatan titik lampiran, dan diversifikasi ke bisnis di luar bencana.
Hasilnya, Peak Re mencapai rasio kombinasi penulisan ulang P&C yang kuat, yang turun menjadi 87,3 persen dibandingkan dengan 110,1 persen pada 2022. Selain itu, perusahaan mencatat keuntungan penulisan ulang sebesar US$157 juta dan indikator keuntungan masa depan sebesar US$70 juta.
Fosun mengamati penyesuaian portofolio Peak Re sebelum 2023 terbukti bijaksana, karena semua lini bisnis dan wilayah memberikan kontribusi positif terhadap kinerja rekor pada tahun tersebut. Di samping itu, premi bruto tertulis dari bisnis reasuransi jiwa dan kesehatan (L&H) meningkat menjadi US$438 juta dari US$270 juta pada tahun sebelumnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
1 
