Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa pagi terlihat masih bergerak di zona merah. Sejauh ini belum ada sentimen positif yang membuat indeks acuan saham Indonesia berbalik arah dan bertahan di area hijau.
IHSG Selasa, 2 April 2024, perdagangan pagi dibuka di posisi 7.204 dan tak lama melemah ke 7.189. Level tertinggi di 7.210 dan terendah di 7.181. Volume perdagangan pagi tercatat 2,78 miliar lembar saham senilai Rp1,55 triliun. Sebanyak 226 saham menguat, 190 saham melemah, dan 183 saham stagnan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Selasa pagi dibuka melemah ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di posisi Rp15.894 per US$. Sejauh ini belum ada sentimen positif yang membuat mata Garuda mampu melawan keperkasaan mata uang Paman Sam.
|Baca juga: Allianz Indonesia Bukukan Dana Kelolaan Rp38,7 Triliun di 2023
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke Rp15.950 per US$ dengan year to date return 3,64 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.946 hingga Rp15.962 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.771 per US$.
Wall Street melemah
Di sisi lain, saham-saham Wall Street sebagian besar melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kondisi itu menyusul data manufaktur AS yang menunjukkan peningkatan aktivitas dan tekanan harga.
Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi masih mengumpulkan sedikit keuntungan, naik 0,1 persen menjadi 16,396.83. Namun Dow Jones Industrial Average turun 0,6 persen menjadi 39.566,85, sedangkan S&P 500 berbasis luas merosot 0,2 persen menjadi 5.243,77.
Survei Institute for Supply Management pada Maret adalah survei pertama yang menunjukkan pertumbuhan manufaktur sejak September 2022. Namun pasar terpaku pada kenaikan indeks harga ISM sebesar 3,3 persen dibandingkan dengan Februari.
Sementara itu, dolar AS menguat pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Hal itu terjadi setelah data menunjukkan sektor manufaktur AS tumbuh pada Maret untuk pertama kalinya sejak September 2022. Sedangkan yen melemah di bawah 152 per dolar membuat para pedagang tetap waspada terhadap ancaman intervensi.
Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang rivalnya, naik 0,469 persen menjadi 104,97. Adapun yen menyentuh level terendah dalam 34 tahun terhadap dolar di 151,975 pada Rabu dan terakhir di 151,745 per dolar pada Senin.
Sedangkan harga minyak mentah naik tipis sekitar satu persen pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), dengan kontrak berjangka AS ditutup pada level tertinggi dalam lima bulan, di tengah ekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi di AS dan Tiongkok akan meningkatkan permintaan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News