Media Asuransi, GLOBAL – Saham-saham Wall Street berakhir melemah tajam pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Pergerakannya berbalik arah karena kenaikan harga minyak yang disebabkan oleh kekhawatiran atas Timur Tengah.
Mengutip The Business Times, Jumat, 5 April 2024, Dow Jones Industrial Average berakhir turun 1,4 persen menjadi 38.596,98, turun sekitar 825 poin dari puncak sesinya. Sedangkan indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,7 persen menjadi 5.205,81. Kemudian Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi melemah 1 persen menjadi 16.240,45.
Para analis mengaitkan kenaikan harga minyak mentah ke level tertinggi dalam beberapa bulan ini dengan berita utama tentang Israel yang meningkatkan pertahanannya terhadap potensi serangan Iran dan kritik tajam AS terhadap cara Israel menangani perang Gaza.
Dolar AS capai titik terendah
Sementara itu, dolar AS mencapai titik terendah dalam satu minggu pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Hal itu karena data ekonomi mendukung ekspektasi penurunan suku bunga cepat di Amerika Serikat, sementara yen yang terpuruk tidak banyak berubah terhadap mata uang utama lainnya.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang rivalnya, turun 0,15 persen menjadi 104,08 setelah mencapai 104,05, level terendah sejak 26 Maret. Angka tersebut naik 2,7 persen tahun ini karena ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga sebesar 150 basis poin pada 2024 telah terpotong setengahnya.
|Baca juga: Berikut 4 Rekomendasi Saham Pilihan Jelang Libur Panjang Lebaran
Franc Swiss turun sekitar 0,6 persen terhadap euro dan dolar setelah data menunjukkan bahwa indeks harga konsumen naik lebih rendah dari perkiraan sebesar satu persen dari tahun lalu pada Maret. Sedangkan Yen mendekati level terendah dalam 34 tahun terhadap greenback karena perubahan kebijakan bersejarah Bank of Japan.
Emas melonjak ke rekor tertinggi
Di sisi lain, harga emas melonjak ke rekor tertingginya pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), ketika Ketua The Fed Jerome Powell menggarisbawahi peningkatan lapangan kerja baru-baru ini dan angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan tidak secara signifikan mengubah gambaran keseluruhan strategi moneter bank sentral.
Harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi US$2,300.53 per ons pada 0055 GMT, setelah mencapai rekor tertinggi US$2,302.29 di awal sesi. Emas batangan telah mencapai rekor tertinggi berturut-turut sejak Kamis lalu. Emas berjangka AS naik tipis 0,2 persen menjadi US$2.320,50 per ons.
Harga minyak dunia lanjutkan kenaikan
Sedangkan harga minyak dunia melanjutkan kenaikannya pada Jumat dan menuju kenaikan mingguan kedua. Kondisi itu didukung oleh ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah, kekhawatiran atas pengetatan pasokan, dan optimisme terhadap pertumbuhan permintaan bahan bakar global seiring dengan membaiknya perekonomian.
Minyak mentah Brent naik 49 sen atau 0,5 persen menjadi US$91,14 per barel pada pukul 01.08 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS berada pada US$86,96 per barel, naik 37 sen, atau 0,4 persen. Kedua benchmark tersebut menetap di level tertinggi sejak Oktober pada Kamis.
“Harga minyak tampaknya akan mengalami kenaikan lebih lanjut dalam jangka pendek karena latar belakang ekonomi yang lebih positif disertai dengan terbatasnya pasokan dan meningkatnya risiko geopolitik,” pungkas Analis ANZ Daniel Hynes dan Soni Kumar.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News