1
1

Mudik Jadi Bagian Penting dalam Festival Perjalanan Hidup

Ilustrasi. | Foto: pa-morotai.go.id

Media Asuransi, JAKARTA – Dalam perjalanan hidup, setiap individu memiliki titik awal dan titik tujuan yang menjadi bagian penting dari sejarah mereka. Namun, di tengah perjalanan itu, seringkali kita merasa perlu untuk kembali ke titik awal, ke asal-usul kita, atau ke hulu, sekadar mengenang atau merenungkan masa lalu, kini, dan masa depan.

Pulang kampung, lebih dari sekadar kembali ke kampung halaman, sebenarnya merupakan sebuah prosesi dalam festival perjalanan hidup, di mana orang dapat menyatukan daerah asal dengan visi masa depan mereka. Mengapa kita menyebutnya ‘mudik’ saat pulang kampung, terutama saat Lebaran?

Asal kata ‘mudik’ merupakan singkatan dari bahasa Jawa ngoko, yaitu ‘mulih dhisik’, yang secara harfiah berarti ‘pulang dulu’. Awalnya, istilah ‘mudik’ tidak berhubungan dengan perayaan Lebaran. Kata ‘udik’ dalam bahasa Jawa ngoko mengacu pada daerah pedalaman, desa, atau daerah non-kota.

Namun, seiring berjalannya waktu, makna kata ‘mudik’ telah bergeser untuk lebih sering dikaitkan dengan perjalanan pulang kampung, terutama oleh perantau atau pekerja migran yang kembali ke kampung halaman mereka.

|Baca juga: H-7 Lebaran, Jasamarga Catat 209.608 Kendaraan dari Jabotabek Menuju Bandara Soekarno-Hatta

Dilansir dari berbagai sumber, Sabtu, 6 April 2024, tradisi mudik bukan hal baru. Bahkan, tradisi ini telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit di mana para perantau kembali ke kampung halaman untuk menghormati leluhur mereka dengan membersihkan makam.

Namun, istilah ‘mudik Lebaran’ mulai populer pada 1970-an, ketika Jakarta menjadi pusat urbanisasi utama di Indonesia. Mayoritas penduduk desa yang bermigrasi ke Jakarta hanya mendapatkan kesempatan pulang kampung saat libur panjang Lebaran.

Fenomena ini kemudian menjadi semakin populer di kota-kota besar lainnya di Indonesia, di mana orang-orang memanfaatkan momen libur panjang Lebaran untuk pulang kampung.

Saat merencanakan mudik lebaran, penting untuk memperhatikan beberapa tips keselamatan, termasuk mempersiapkan kendaraan dengan baik, mematuhi aturan lalu lintas, beristirahat secukupnya, menggunakan sabuk pengaman, dan membawa perlengkapan darurat.

Meskipun menjadi bagian dari budaya yang dinanti-nanti setiap tahunnya, namun mudik juga membutuhkan persiapan matang dan perencanaan biaya yang memadai. Jadi, lebih dari sekadar sebuah perjalanan fisik, mudik adalah perjalanan emosional dan spiritual yang menghubungkan masa lalu dan masa depan, menjadikan bagian penting dari festival perjalanan hidup.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tips Packing Barang Bawaan Mudik Lebaran Supaya Pulang Kampung Makin Nyaman
Next Post Ramadan Jadi Momen Gunakan Produk dan Layanan Keuangan Berprinsip Syariah

Member Login

or