Media Asuransi, GLOBAL – Bursa saham Wall Street berakhir beragam pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Hal itu karena pasar mencerna data ekonomi yang beragam dan komentar Federal Reserve yang menyatakan suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Mengutip The Business Times, Rabu, 17 April 2024, indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,2 persen menjadi 37.798,97. Sedangkan indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,2 persen menjadi 5.051,42. Kemudian, Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi tergelincir 0,1 persen menjadi 15.885,25.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pengendalian inflasi bisa memakan waktu lebih lama dari perkiraan menyusul data ekonomi baru-baru ini yang telah memundurkan ekspektasi penurunan suku bunga. Komentar tersebut muncul setelah produksi industri AS meningkat sesuai perkiraan, sementara izin bangunan dan perumahan baru tertinggal dari perkiraan.
|Baca juga: Airlangga Kumpulkan Dubes hingga Perwakilan KBRI saat Timur Tengah Kian Memanas
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan perkiraan pertumbuhan AS untuk 2024 menjadi 2,7 persen, naik 0,6 persen dari perkiraan Januari karena kepala ekonomnya, Pierre-Olivier Gourinchas, mengkarakterisasi perekonomian global sebagai cukup tangguh.
Dolar AS sentuh level tertinggi
Di sisi lain, dolar AS menyentuh level tertinggi dalam lima bulan terhadap pound dan euro pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), sehari setelah penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan membuat imbal hasil treasury lebih tinggi, meningkatkan kekhawatiran akan intervensi dari Tokyo karena yen melemah pada level terendahnya sejak 1990.
Euro naik sedikit menjadi US$1,0626, namun masih berada di dekat posisi terendah 2 November, di bawah tekanan setelah ECB pekan lalu mengisyaratkan penurunan suku bunga pada Juni. Sedangkan sterling naik tipis menjadi US$1,2449, dengan sebelumnya mencapai level terendah lima bulan di US$1,2409.
Hal ini membantu indeks dolar naik 0,04 persen menjadi 106,23, setelah mencapai level tertinggi sejak 2 November, pada perdagangan pagi di Eropa. Yen terakhir berada di kisaran 154,64 per dolar, level terlemah dalam 34 tahun, dan mendekati apa yang menurut para analis adalah level resistensi baru di 155.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News