Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Bencana Alam dan Iklim Kuartal I/24 dari Gallagher Re menyoroti kebutuhan kritis bagi industri asuransi untuk mengevaluasi faktor-faktor tak terduga yang memperpanjang perilaku kerugian peristiwa. Hal itu sambil juga mengatasi tantangan yang semakin meningkat dari inflasi sosial.
Salah satu masalah utama yang diidentifikasi dalam laporan adalah penyelesaian kerugian peristiwa, yang kompleksitasnya bervariasi secara signifikan berdasarkan jenis bencana dan wilayahnya.
|Baca: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Dilansir dari laman Reinsurance News, Senin, 22 April 2024, Gallagher Re memberikan contoh mengenai perkembangan kerugian yang signifikan setelah serangkaian badai es yang menghantam Italia pada Juli 2023.
Pada awalnya, perkiraan kerugian tertanggung sekitar US$3 miliar, namun, perkiraan tersebut naik menjadi sekitar US$5,5 miliar, menandai peningkatan 81 persen dalam kerugian tertanggung. Pertumbuhan yang signifikan ini mengejutkan industri lokal.
Faktor-faktor yang berkontribusi pada peningkatan ini meliputi keterlambatan pelaporan klaim karena waktu kejadian yang bertepatan dengan masa liburan, serta kesulitan dalam penilaian karena luasnya kejadian dan kekurangan penilai yang tersedia.
Pentingnya kelola ketidakpastian
Selain itu, lonjakan klaim asuransi mobil, peningkatan harga rumah di pasar, biaya perbaikan bangunan yang tinggi, dan biaya konstruksi yang meningkat juga menjadi faktor yang mempersulit situasi tersebut. Kasus-kasus seperti ini menunjukkan betapa pentingnya mengelola ketidakpastian dalam perkembangan kerugian dalam industri asuransi.
Gallagher Re menyajikan beberapa opsi krusial bagi perusahaan untuk melindungi diri, seperti strategi investasi yang melibatkan kontrak retrosekuritisasi, cakupan reasuransi agregat, dan berbagai dana surat berharga terkait asuransi (ILS).
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News