Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Capgemini mengungkapkan lebih dari 80 persen eksekutif industri percaya bahwa model prediktif sangat penting bagi masa depan underwriting. Akan tetapi kurang dari sepertiganya mengatakan bisnis mereka memiliki kemampuan yang canggih di bidang ini.
Temuan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan asuransi umum yang berada di bawah tekanan untuk meningkatkan pendapatan dalam lingkungan bisnis yang semakin sulit.
|Baca: Kinerja Moncer, Laba BTN Syariah Melonjak 56,1% di Kuartal I
Perombakan praktik underwriting tampaknya perlu dilakukan untuk menyelaraskan dengan perkembangan ekspektasi nasabah mengenai keterjangkauan, kesederhanaan, dan transparansi, guna mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan hasil penjaminan emisi, demikian laporan perusahaan konsultan tersebut.
Namun, kendala-kendala organisasi seperti kekurangan data, sistem lama, dan kurangnya tenaga terampil membatasi kemampuan perusahaan asuransi untuk merespons.
“Perusahaan asuransi saat ini beroperasi di salah satu lingkungan yang paling genting dalam ingatan saya. Industri ini harus bereaksi terhadap gejolak ini dengan memikirkan kembali buku peraturan penjaminan emisi,” kata Pemimpin Industri Asuransi Global Capgemini Adam Denninger, dikutip dari laman Insurance news, Jumat, 26 April 2024.
Butuh pergeseran
Hal ini membutuhkan pergeseran dari model lama dengan memodernisasi sistem inti dan menggunakan teknologi canggih yang mendorong hasil dan transparansi yang lebih baik.
Menurutnya, merangkul wawasan dan otomatisasi atau berbasis kecerdasan buatan sangat penting bagi industri ini untuk mendorong jalur kompetitif menuju profitabilitas underwriting yang beradaptasi dengan dinamika risiko yang terus berkembang dan perilaku pemegang polis.
Laporan tersebut mengatakan bahwa perusahaan asuransi umum menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan penjamin emisi mereka karena ada kesenjangan yang signifikan antara kemampuan data perusahaan asuransi dan pentingnya berbagai jenis data.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News