Media Asuransi, JAKARTA – Ajaib Kripto mencatat harga Bitcoin menguat menjelang penutupan bulan April 2024 di tengah sentimen pasar kripto menantikan dibukanya perdagangan ETF di Hong Kong, sekaligus menantikan keputusan dan arah kebijakan suku bunga AS (FOMC).
Sementara itu perdagangan ETF Bitcoin spot di AS minggu lalu diakhiri dengan arus keluar menandai arus keluar selama tiga minggu berturut-turut.
BTC masih terhitung turun sebesar 10% sejak awal perdagangan April 2024. Sementara itu, Bitcoin menguat 2,83% selama 24 jam terakhir menjadi $64.490 pada Selasa (30/4) pukul 08:00 WIB. Selain itu, Altcoin memecoin juga ikut menguat dalam 24 jam terakhir, seperti: BONK naik 6,59%, PEPE menguat 5,73%, dan WIF melonjak 5,65%. Adapun total kapitalisasi pasar Aset Kripto juga mengalami kenaikan sebesar 0,75% menjadi 2,308 Triliun.
|Baca juga: Pasar Kripto Pekan Ini Akan Diwarnai 3 Peristiwa Penting, Apa Saja?
Secara teknikal pada Senin (29/4), BTC kembali naik di atas resistance US$64.000 dan pada Selasa (30/4) pukul 08:00 WIB, BTC bergerak di US$64.490. Jika BTC dapat melewati MA-20, maka potensi menuju ke MA-50 di sekitar US$66.900. Apabila mengalami rejection MA-20, maka BTC potensi kembali turun ke support US$60.000.
Pekan Lalu
Bitcoin mengalami penurunan pasca rilis data indeks harga PCE Jumat pekan lalu, hasilnya lebih tinggi dari perkiraan. Inflasi di AS, yang diukur dengan perubahan Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi/Personal Consumption Expenditures (PCE) untuk Maret yang dirilis pada Jumat (26/4) naik ke 2,7% YoY, dimana angka tersebut di atas ekspektasi pasar 2,6% YoY.
Sementara itu, perdagangan ETF Bitcoin di AS minggu lalu, secara keseluruhan pada periode 22-23 April terdapat inflow sebesar US$93,8 juta. Namun, terjadi outflow sebesar 421,8 juta pada periode 24-26 April, sehingga menutup perdagangan ETF Bitcoin spot pekan lalu dengan net outflow sebesar US$328 juta. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab pergerakan BTC tersendat.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, perlambatan arus masuk ETF Bitcoin merupakan jeda jangka pendek, bukan pertanda tren yang mengkhawatirkan.
“Adapun, pergerakan inflow/outflow ETF Bitcoin di AS dalam beberapa bulan terakhir telah digunakan sebagai barometer untuk melihat sentimen pasar kripto. Perdagangan ETF Bitcoin spot di AS juga berkontribusi terhadap rekor tertinggi baru sepanjang masa untuk Bitcoin bulan lalu,” katanya dalam riset dikutip, Kamis, 2 Mei 2024.
Pekan Ini
Komunitas kripto sangat menantikan acara industri penting karena Hong Kong siap meluncurkan perdagangan spot Bitcoin dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), Selasa, 30 April 2024.
Ada tiga perusahaan manajemen aset, yaitu China Asset Management, Bosera Asset Management, dan Harvest Global Investments, yang diperkirakan akan meluncurkan ETF kripto melalui anak perusahaan mereka di Hong Kong di Bursa Efek Hong Kong (HKEX).
|Baca juga: Nilai Transaksi Perdagangan Kripto Capai Rp30 Triliun hingga Februari 2024
Acara ini akan menandai tonggak sejarah lainnya dalam pengembangan produk investasi kripto dan ETF yang teregulasi di seluruh dunia, menyusul peluncuran bersejarah ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat pada Januari 2024 lalu.
Sementara, peristiwa ekonomi utama minggu ini akan berlangsung pada hari Rabu (1/5), ketika The Fed dijadwalkan merilis pengumuman suku bunga terbarunya. Pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS tidak akan mengubah fed funds rate dari kisaran tertinggi dalam dua dekade terakhir yaitu 5,25% menjadi 5,50%, yang berarti bahwa perhatian khusus akan diberikan pada komentar dari Ketua Fed Jerome Powell.
“Kekhawatiran akan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama adalah beban terbesar pada Bitcoin dalam beberapa sesi terakhir, mengingat bahwa pasar aset kripto yang lebih luas biasanya mendapatkan keuntungan dari lingkungan dengan suku bunga rendah dan likuiditas tinggi,” kata Panji.
Pada bulan April, Powell menyatakan bahwa poin-poin data terbaru tidak memberikan kita keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi secara berkelanjutan diturunkan ke tingkat target The Fed sebesar 2%, dan menambahkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk mencapai keyakinan tersebut. Para petinggi bank sentral AS waspada terhadap penurunan suku bunga yang terlalu cepat karena tanda-tanda kenaikan harga yang terus-menerus, ketahanan pasar tenaga kerja, dan aktivitas ekonomi AS yang kuat secara keseluruhan.
Pelaku pasar memperkirakan bahwa pemotongan suku bunga acuan The Fed diperkirakan akan terjadi pada bulan September nanti, menurut FedWatch Tool yang diawasi ketat oleh CME Group. Dimana terdapat peluang penurunan 44,4% untuk penurunan suku bunga sebesar 0,25 bps atau 0,25%.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News