Media Asuransi, GLOBAL – Saham-saham Wall Street sebagian besar berakhir lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB), mengakhiri sesi yang bergejolak. Hal itu terjadi setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga tidak mungkin terjadi.
Mengutip The Business Times, Kamis, 2 Mei 2024, indeks Dow Jones Industrial Average berakhir di 37,903.29, naik 0,2 persen, namun turun hampir 450 poin dari puncak sesinya. Indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,3 persen menjadi 5.018,39. Sedangkan Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi kehilangan 0,3 persen menjadi 15.605,48.
Ekuitas utama melonjak lebih tinggi setelah Ketua The Fed Jerome Powell menyebut kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak mungkin terjadi, namun sebagian besar kenaikan itu memudar di saat-saat terakhir sesi ini. The Fed, seperti yang diperkirakan, mempertahankan suku bunga untuk pertemuan keenam berturut-turut.
|Baca juga: Kenaikan Suku Bunga AS Bisa Menjegal Potensi Bullish Kripto
Prospek bank sentral AS sebelumnya memproyeksikan tiga kali penurunan suku bunga pada 2024. Namun inflasi telah meningkat, sehingga melemahkan harapan penurunan suku bunga lebih awal pada tahun ini.
Dolar AS bergerak ke level tertinggi
Di sisi lain, dolar AS bergerak menuju level tertinggi sejak November pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Sementara itu, yen bertahan atau stabil setelah semalam merosot ke level terendah sejak dugaan intervensi oleh otoritas Jepang pada Senin waktu setempat.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang tersebut terhadap enam mata uang utama lainnya, terakhir sedikit lebih tinggi pada 106,33, dengan sebelumnya mendekati angka 106,51 yang merupakan level tertinggi sejak 1 November.
Sedangkan pasar global agak lesu karena para pedagang di banyak negara libur untuk memperingati May Day atau Hari Buruh Internasional. Euro datar pada 1,0669 dolar AS, setelah melemah 0,52 persen pada hari sebelumnya ketika data AS mendorong dolar lebih tinggi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News