1
1

Laut Merah Kian Membara, Maersk: Kapasitas Industri Kontainer Asia-Eropa Dipangkas hingga 20%

Media Asuransi, GLOBAL – Maersk melaporkan gangguan terhadap pengiriman kontainer di Laut Merah semakin meningkat. Perkiraan mereka menunjukkan situasi ini akan mengurangi kapasitas industri pengiriman antara Asia dan Eropa hingga 20 persen pada kuartal kedua tahun ini.

Sejak Desember, perusahaan pelayaran seperti Maersk dan yang lainnya telah memutuskan untuk mengalihkan jalur pelayaran mereka melewati Tanjung Harapan di Afrika. Keputusan ini diambil guna menghindari serangan yang dilakukan oleh militan Houthi yang bersekutu dengan Iran di wilayah Laut Merah.

|Baca: Dubai International Chamber Incar Nilai Perdagangan US$10 Miliar dengan RI

Akibatnya, waktu perjalanan yang lebih lama telah menyebabkan kenaikan tarif pengiriman. “Zona risiko telah diperluas, dan serangan kini mencapai jarak yang lebih jauh ke laut,” ungkap perwakilan dari Maersk, dikutip dari laman Insurance Journal, Selasa, 7 Mei 2024.

Biaya bahan bakar Maersk di rute antara Asia dan Eropa kini naik sebesar 40 persen per perjalanan, menurut juru bicaranya. “Kami terpaksa memperpanjang perjalanan kapal-kapal kami, yang berdampak pada penambahan waktu dan biaya saat ini,” tukasnya.

Alihkan rute

Sementara itu, Hapag-Lloyd dari Jerman, meskipun yakin bahwa krisis ini dapat diatasi sebelum akhir 2024, juga memutuskan untuk mengalihkan rute kapalnya untuk sementara waktu. “Dampak serangan di Laut Merah dan Teluk Aden semakin meluas ke laut. Oleh karena itu, kami memutuskan menghindari wilayah tersebut sama sekali,” jelas Hapag-Lloyd.

Dengan mengalihkan lalu lintas kapal dari Terusan Suez, Maersk memperkirakan, kapasitas industri kontainer antara Asia dan Eropa Utara serta Mediterania akan mengalami pemangkasan antara 15-20 persen pada kuartal kedua.

Gangguan ini juga memberikan dampak pada rute pengiriman kontainer lainnya, terutama dari Asia menuju pantai timur dan barat Amerika Selatan. Situasi di Laut Merah dinilai sebagai kompleks dan terus berkembang. Maersk, yang sering dianggap sebagai indikator perdagangan global, memperkirakan gangguan ini akan berlangsung hingga akhir 2024.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post AAUI Gelar Halal bi Halal 2024 Bersama OJK
Next Post IFG Life Raih Sertifikasi ISO 9001:2015

Member Login

or