Media Asuransi, JAKARTA – Keuangan berkelanjutan atau sustainable finance menjadi topik hangat yang terus diperbincangkan di tengah perubahan iklim. Melalui sustainable finance, bank syariah dapat menyelaraskan aspek ESG dan SDG sehingga tercipta lingkungan bisnis, sosial, dan masyarakat yang lebih berkelanjutan.
Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI Muliaman D Hadad menyebutkan sustainable finance erat kaitannya dengan perubahan iklim, namun tidak terbatas hanya pada aspek lingkungan.
“Sebab, sustainable finance mengintegrasikan aspek lingkungan (environment), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG ke dalam keputusan investasi dan pembiayaan yang diselaraskan dengan sustainable development goals,” ujarnya, dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 8 Mei 2024.
Pada konteks industri keuangan syariah, fokus sustainable finance dengan ESG selaras dengan tujuan-tujuan syariah (maqashid syariah) yang menjadi landasan bisnis bank syariah. Pada aspek lingkungan, misalnya, prinsip penggunaan sumber daya alam secara bertanggung jawab sejalan dengan prinsip pelestarian alam.
Berdasarkan prinsip ini, bank syariah dapat berperan aktif membiayai proyek ramah lingkungan, mengembangkan produk dan layanan berbasis green, serta menerapkan praktik ramah lingkungan di kantor-kantornya.
|Baca juga: Sun Life Luncurkan Perlindungan Penyakit Kritis Berbasis ESG
“Bank harus mengeluarkan produk dan menjalankan bisnis sesuai dengan ESG. Bank butuh modal untuk menjalankan bisnis mereka dan untuk berinvestasi, tapi kemudian dari mana modal ini berasal menjadi sangat penting sekarang. Jadi akses untuk sustainable finance dalam bisnis sangat penting,” kata Muliaman.
“Jadi sustainable finance harus dijalankan oleh bank dan bank harus tahu apa itu sustainable finance, bukan hanya pembiayaan, tetapi juga instrumen-instrumen lainnya seperti sukuk dan green loan,” tambah Muliaman.
Bank syariah berpotensi berkontribusi dalam sustainable finance
Lebih lanjut, Muliaman menyebutkan, bank syariah memiliki potensi untuk untuk bisa berkontribusi dalam sustainable finance. Hal ini tidak lepas dari prinsip utama dalam bank syariah yang melarang adanya riba dan investasi pada hal-hal yang tidak sesuai dengan hukum Islam, merugikan alam, dan tidak etis.
Penekanan investasi ini membantu mendorong keuangan berkelanjutan dengan mengarahkan modal ke proyek bertanggung jawab secara sosial. “Bank syariah mendorong pembagian risiko dan pembagian keuntungan, yang dapat membantu meningkatkan inklusi keuangan dengan menyediakan akses terhadap keuangan bagi masyarakat yang kurang terlayani,” paparnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News