Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah melalui Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2024-2045 telah menetapkan sebuah visi Indonesia Emas 2045. Hal itu dengan sasaran yang akan dicapai pada 2045 yakni memiliki PDB Nominal sebesar US$9,8 triliun dan GNI per kapita sebesar US$30.300.
Untuk dapat merealisasikan target menjadi High Income Country jelang 2045, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia per tahun harus didorong pada kisaran 6-7 persen. Kondisi tersebut disertai investasi yang terus tumbuh.
“Salah satu caranya tentu kita harus mendorong ekonomi kita lebih transformatif, dan untuk transformatif itu kita menjalin kerja sama global,” kata Airlangga, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin, 13 Mei 2024.
“Indonesia sudah berhasil menjadi tuan rumah G20 dan kita sangat dihormati dunia karena kita punya kemungkinan soft power dalam G20, karena kekuatan diplomasi internasional adalah kekuatan ekonomi,” tambah Menko Airlangga.
Indonesia berperan dalam Presidensi G20
Selain berperan dalam Presidensi G20 di 2022, Airlangga menyebutkan, Indonesia juga telah menunjukan eksistensi dan prestasi pada kancah ekonomi global melalui Keketuaan ASEAN di 2023, hingga aktif dalam berbagai inisiatif ekonomi seperti Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan Asian Zero Emission Community (AZEC).
|Baca juga: 4 Rekomendasi Saham untuk Jemput Rezeki Usai Libur Panjang
Kemudian melalui kemitraan strategis seperti Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), lanjutnya, Indonesia membuktikan mampu menjadi pemain penting dalam menavigasi perekonomian dunia.
Di samping keanggotaan berbagai fora internasional tersebut, Indonesia juga kembali memperkuat kedudukannya dengan mengajukan keanggotaan dalam The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama dan ketiga di Asia setelah Jepang dan Korea, yang mencapai status Open for Accession Discussion untuk menjadi anggota penuh OECD.
“Kenapa OECD penting karena kita mau next reform, reform kita pertama saat Covid Undang-Undang Cipta Kerja kita revisi lebih dari 60 Undang-Undang, next implementation-nya melalui OECD,” tukasnya.
|Baca juga: Rayakan Milad ke-8, ReINDO Syariah Optimistis Memajukan Ekosistem Syariah
Adapun memasuki pertengahan 2024, kondisi perekonomian nasional justru kian menunjukkan penguatan dengan capaian terkini pertumbuhan ekonomi triwulan I/2024 sebesar 5,11 persen (yoy), bahkan lebih tinggi dari triwulan I/2023 dan triwulan IV/2023 yang masing-masing sebesar 5,04 persen (yoy).
Solidnya angka pertumbuhan ekonomi tersebut juga telah memperoleh afirmasi berbagai lembaga rating yang memberikan penilaian positif bahwa ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News