Media Asuransi, GLOBAL – Para analis di Jefferies menyimpulkan ada sentimen positif untuk reasuransi properti-katastrofi menjelang 2025 dengan harga yang berada pada tingkat sangat menarik. Kesimpulan ini diambil setelah pertemuan terbaru dengan insurer global, reinsurer, dan manajer ILS di Bermuda.
“Pasar properti-katastrofi tetap menarik. Kesimpulan utama dari pertemuan kami di Bermuda adalah bahwa harga pasar tetap pada tingkat yang sangat menarik. Dengan demikian, insurer dan reinsurer spesialis kemungkinan terus mendapatkan manfaat dari pasar yang kuat,” ujar Jefferies, dikutip dari laman Reinsurance News, Jumat, 31 Mei 2024.
|Baca: Ramaikan Ajang IIMS Surabaya 2024, MG Perkenalkan MG VS HEV
Jefferies menambahkan meskipun industri dan broker menunjukkan penurunan tarif satu digit di pertengahan tahun pembaruan namun lapisan tengah yang menjadi area persaingan tetap stabil. Tekanan pada harga terbatas pada lapisan yang lebih tinggi dan lebih jauh, yang lebih banyak ditekankan pada ILS.
Para analis juga mencatat meskipun pasokan meningkat karena penumpukan modal yang dipertahankan dan penerbitan obligasi bencana, tapi permintaan juga meningkat dengan reinsurer percaya masih ada permintaan yang tertunda.
Miliki eksposur yang baik
Menurut Jefferies, semua perusahaan spesialis di Inggris seperti Beazley, Conduit, Hiscox, dan Lancashire memiliki eksposur yang baik terhadap kondisi pasar yang kuat. Namun, Lancashire memiliki eksposur tertinggi terhadap risiko re/assurance properti-katastrofi.
Menjelang 2025, pasar diharapkan tetap disiplin, dan sentimen di antara reinsurer terhadap reasuransi properti-katastrofi tetap positif, sebagaimana disoroti dalam laporan Jefferies. Perusahaan juga mengharapkan pasar tetap disiplin pada pembaruan 1 Januari 2025, terlepas dari hasil musim badai.
Namun, musim badai yang jinak kemungkinan menyebabkan beberapa penurunan tarif, tambah para analis. Lebih lanjut, para ahli memperkirakan musim badai yang sangat aktif pada 2024 dengan peningkatan risiko pendaratan di AS karena posisi Bermuda tinggi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News