1
1

Perdagangan Pagi: IHSG Mulai Ngegas, Rupiah Masih Loyo

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis pagi bergerak di zona hijau. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan pagi dibuka tertekan ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp16.280 per US$.

IHSG Kamis, 6 Juni 2024, perdagangan pagi dibuka di 6.947 dan tak lama menguat ke 7.018. Level tertinggi di 7.020 dan terendah di 6.986. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 2,6 miliar lembar saham senilai Rp858 miliar. Sebanyak 244 saham menguat, 117 saham melemah, dan 180 saham stagnan.

Mengutip Investing, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka melemah ke Rp16.322 per US$. Posisi tertinggi nilai tukar rupiah berada di Rp16.322 dan terendah di Rp16.255 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.132 per US$.

S&P 500 dan Nasdaq capai level tertinggi baru

Di sisi lain, bursa saham Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Penguatan terjadi dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq sama-sama mencapai level tertinggi baru, sementara perancang chip Nvidia mencapai nilai pasar sebesar US$3 triliun.

|Baca juga: Racikan 4 Rekomendasi Saham saat IHSG Rawan Longsor

Indeks S&P 500 berbasis luas melonjak 1,2 persen menjadi 5.354. Sedangkan indeks Komposit Nasdaq yang berbasis teknologi menguat dua persen menjadi 17.187. Kemudian Dow Jones Industrial Average menguat 0,3 persen menjadi 38.807,33.

Sedangkan dolar AS menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah data menunjukkan sektor jasa di negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut mengalami pemulihan pada Mei setelah mengalami kontraksi pada bulan sebelumnya.

Dolar AS melonjak 0,9 persen terhadap yen menjadi 156,33 yen. Mata uang Jepang menelusuri kembali kenaikan pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB) yang didorong oleh investor melepas taruhannya di pasar negara berkembang. Upah riil Jepang turun selama 25 bulan berturut-turut di April karena inflasi melebihi kenaikan gaji nominal.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Delta Dunia Makmur (DOID) Ekspansi Bisnis ke AS
Next Post Jamkrida Babel Kena Sanksi PKU dari OJK

Member Login

or