Media Asuransi, GLOBAL – Laporan pasar menunjukkan situasi asuransi global lebih stabil daripada setahun yang lalu. Untuk beberapa lini asuransi, harga telah melunak dan kapasitas sudah meningkat.
Perusahaan asuransi menawarkan lebih banyak perlindungan di seluruh lini siber dan keuangan, termasuk direktur dan pejabat (D&O). Namun, bertambahnya pilihan pertanggungan berarti lebih banyak pekerjaan bagi para pialang. Beberapa orang menganggap hal ini sebagai tantangan terbesar mereka saat ini.
|Baca: BEI Perkuat Pasar Modal Syariah Melalui Sharia Investment Week 2024
“Seiring dengan stabilnya inflasi, siklus klaim yang lebih dapat diprediksi dan peningkatan imbal hasil atas investasi yang sensitif terhadap suku bunga diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas,” ungkap laporan EY’s 2024 Global Insurance Outlook, dikutip dari laman Insurance Business, Jumat, 7 Juni 2024.
Situasi positif bagi perusahaan asuransi ini berarti pialang, terkadang untuk pertama kalinya sejak dimulainya pandemi covid-19, mungkin memiliki banyak pilihan pertanggungan yang tersedia bagi pelanggan, di mana, baru-baru ini, hanya ada beberapa.
“Terkadang pilihan itu baik dan buruk. Hal ini menciptakan persaingan, tetapi setiap pilihan alternatif tidak selalu diciptakan sama,” kata Pialang Asuransi Joe Hershewe.
Hershewe adalah kepala klaim untuk Bellrock, sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Sydney yang menawarkan nasihat risiko dan layanan perantara asuransi. Ia mengatakan jumlah pilihan pertanggungan yang lebih banyak ini merupakan tantangan asuransi terbesarnya karena menciptakan banyak pekerjaan dan benar-benar menguji kemampuan penasihat risiko.
Lini siber
Hershewe menyampaikan lini siber dan perlindungan apapun di sisi tanggung gugat berpotensi memiliki lebih banyak pilihan asuransi saat ini dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu. Ia mengatakan perluasan pilihan ini dapat menjadi tantangan bagi para pialang.
“Dari sudut pandang pialang, hal ini memberikan lebih banyak pilihan, mungkin, untuk pengalihan risiko, tetapi mungkin harus ada rasa skeptisisme yang sehat,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News