1
1

Asuransi Berperan Penting dalam Transisi Asia Menuju Nol Emisi Karbon

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Asia mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata global. Hal tersebut tentunya menambah urgensi bagi wilayah ini untuk mengadopsi praktik berkelanjutan guna mencegah dampak ekonomi yang katastropik.

Dalam dua makalah terkait iklim yang diterbitkan oleh Global Asia Insurance Partnership (GAIP), ditekankan industri asuransi memainkan peran krusial dalam mengurangi dampak perubahan iklim di Asia. Wilayah ini telah mengalami dampak lingkungan dan ekonomi yang signifikan akibat kerentanannya terhadap bencana alam.

Wakil CEO GAIP Min Hung Cheng menyoroti Asia sebagai wilayah yang paling banyak terkena bencana di dunia pada 2023. Banyak korban jiwa dan kerugian ekonomi dilaporkan akibat banjir, badai, dan gelombang panas.

Cheng menunjukkan Asia memanas lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata global dan menekankan urgensi untuk mengadopsi praktik berkelanjutan guna mencegah dampak ekonomi yang buruk, yang diperkirakan dapat mengurangi PDB Asia hingga 26 persen pada 2048.

|Baca juga: Jasnita Telekomindo Sediakan Layanan Panggilan Darurat 112 untuk Pemkab Bengkalis

GAIP telah menerbitkan dua makalah dalam konteks ini. Makalah pertama berjudul ‘Terlalu Panas untuk Diasuransikan’, yang memeriksa hubungan antara perubahan iklim dengan kemampuan sektor asuransi.

“Makalah tersebut merupakan kolaborasi antara GAIP dan Financial Stability Institute, di mana kami meneliti bagaimana asuransi, sektor publik, dan swasta mempertimbangkan perubahan iklim dalam penetapan harga dan penjaminan,” jelas Cheng, dikutip dari Asia Insurance, Kamis, 13 Juni 2024.

Temuan tersebut mengungkapkan ketidakpastian yang semakin meningkat dalam frekuensi dan tingkat keparahan peristiwa iklim, yang menimbulkan tantangan besar bagi kapasitas risiko dan permintaan industri asuransi. Cheng mengatakan ini menyebabkan peningkatan biaya klaim asuransi bagi industri asuransi tetapi juga berpotensi meningkatkan permintaan asuransi.

“Kami percaya industri asuransi, dengan keahlian mendalamnya dalam manajemen risiko, memiliki jangkauan luas. Industri ini dapat berbuat lebih banyak untuk mendukung Asia menuju masa depan emisi nol karbon yang tangguh di luar peran tradisionalnya sebagai penyedia perlindungan finansial,” pungkas Cheng.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Swiss Re: Bencana Alam Ancam Rantai Pasokan dan Memperlambat Ekonomi
Next Post Pemerintah Rampungkan Rekonstruksi Sistem Jaringan Air Baku Pasigala di Sulteng

Member Login

or