Media Asuransi, GLOBAL – Sektor perbankan Singapura termasuk manajemen kekayaan telah diidentifikasi sebagai area dengan risiko pencucian uang tertinggi di negara tersebut. Hal ini diungkapkan dalam laporan penilaian risiko pencucian uang terbaru yang diterbitkan oleh pemerintah.
Mengutip laman Insurance Journal, Jumat, 21 Juni 2024, dalam laporan tersebut, bank-bank di Singapura disebut memiliki paparan yang lebih tinggi terhadap ancaman pencucian uang.
Volume transaksi yang besar dan keterlibatan dengan pelanggan dari yurisdiksi berisiko tinggi menjadikan mereka lebih rentan terhadap eksploitasi. Pernyataan ini disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Singapura, bank sentral, dan Kementerian Keuangan Singapura.
Laporan ini merupakan penilaian risiko nasional terbaru sejak yang terakhir diterbitkan pada 2014. Temuan terbaru ini akan menjadi panduan dalam upaya berkelanjutan untuk memastikan bahwa rezim anti pencucian uang Singapura mengikuti perkembangan risiko yang teridentifikasi.
|Baca juga: Hingga Mei Tumbuh 13%, Bos Maipark: Menggembirakan daripada Pertumbuhan Industri!
Laporan ini muncul setelah Singapura berhasil membongkar jaringan pencucian uang senilai $2,24 miliar yang dijalankan oleh warga negara asing. Kasus ini melibatkan 10 pelaku, dengan pelaku terakhir dijatuhi hukuman pada 10 Juni.
Para pelaku kriminal diketahui menyimpan uang dalam rekening bank di Singapura dan mengubah sebagian dana tersebut menjadi aset berupa real estate, mobil, tas tangan, dan perhiasan. Sejak kasus ini mencuat tahun lalu, pemerintah membentuk panel antarkementerian untuk meninjau rezim anti pencucian uang dan memperketat pengawasan.
Laporan penilaian risiko baru ini mengidentifikasi ancaman utama pencucian uang di Singapura yang berasal dari penipuan, khususnya penipuan berbasis siber, kejahatan terorganisir, korupsi, kejahatan pajak, dan pencucian uang berbasis perdagangan.
Selain itu, laporan ini juga menyoroti sektor risiko baru yang sebelumnya tidak termasuk dalam laporan 2014, yaitu penyedia layanan token pembayaran digital dan pedagang batu serta logam mulia.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News