1
1

Perusahaan Asuransi Jiwa Terbesar di Jepang Kurangi Posisi Lindung Nilai terhadap Yen

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan asuransi jiwa terbesar di Jepang telah menurunkan kewaspadaan mereka terhadap kemungkinan penguatan yen dalam waktu dekat. Bahkan, diperkirakan mengurangi posisi lindung nilai tersebut dalam beberapa bulan mendatang.

Mengutip Business Insurance Mag, Senin, 24 Juni 2024, hal ini dilaporkan oleh Bloomberg yang mencatat adanya perubahan signifikan dalam strategi investasi perusahaan asuransi besar di Jepang. Menurut laporan tersebut, sembilan perusahaan asuransi terbesar di Jepang saat ini melindungi 47 persen sekuritas asing mereka dengan derivatif.

Langkah ini bertujuan untuk melindungi aset mereka dari potensi kerugian jika yen Jepang menguat. Data ini berdasarkan laporan pendapatan perusahaan yang dikumpulkan oleh Bloomberg hingga 31 Maret 2024.

|Baca juga: Pembiayaan Sepeda Motor yang Disalurkan FIF Tembus Rp12 Triliun Per Mei 2024

Namun, karena perusahaan asuransi tidak melakukan lindung nilai dalam beberapa waktu terakhir, hal ini menandakan mereka mengharapkan yen semakin melemah. Atau jika yen menguat, kenaikannya diperkirakan tidak akan signifikan sehingga tidak terlalu memengaruhi keuntungan investasi asing dalam mata uang Jepang.

Dalam sebulan terakhir, yen telah melemah sebesar 1,3 persen terhadap dolar AS, menjadikannya sebagai mata uang dengan performa terburuk di antara negara-negara Group-of-10. Menurut Bloomberg, perusahaan asuransi jiwa Jepang memegang lebih dari ¥300 triliun (US$1,9 triliun) dalam bentuk sekuritas pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2023.

Sebanyak empat di antaranya termasuk di antara 20 perusahaan asuransi jiwa terbesar di dunia, dengan Nippon Life Insurance Co menempati peringkat ketiga secara global, berdasarkan data S&P Global Market Intelligence.

Ada kekhawatiran yang meningkat pelemahan yen tidak hanya disebabkan oleh perbedaan hasil yang signifikan antara Jepang dan negara-negara besar lainnya, tetapi juga karena aliran modal yang tinggi melalui investasi langsung. Hal ini disebabkan oleh menurunnya daya saing ekonomi Jepang, yang mendorong bisnis untuk mencari peluang di luar negeri.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pembiayaan Sepeda Motor yang Disalurkan FIF Tembus Rp12 Triliun Per Mei 2024
Next Post AstraPay Dukung Program Sekolah Literasi dan Inklusi Keuangan Astra Financial

Member Login

or