1
1

Manajemen Sri Rejeki Isman (Sritex) Optimistis Kinerja Membaik

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). | Foto: Sritex

Media Asuransi, JAKARTA – Manajemen perusahaan tekstil terintegrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) tetap optimistis untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kinerja perseroan.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama SRIL (Sritex) Iwan Kurniawan Lukminto dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 26 Juni 2024. Perbaikan dan peningkatan kinerja dilakukan dengan melakukan rencana-rencana dalam memperkuat strategi bisnis sesuai dengan prioritas-prioritas.

Prioritas-prioritas tersebut adalah pertama, review dan evaluasi secara berkala strategi Perseroan sehingga efektif terhadap perubahan-perubahan global. Kedua, strategi pengadaan tepat waktu dan transparan serta optimalisasi supply chain management. Ketiga, reorganisasi SDM untuk meningkatkan efisiensi operasional dan fleksibilitas dalam menghadapi dinamika pasar.

|Baca juga: SRIL Rugi Besar dan Terancam Ditendang dari Bursa

Keempat, implementasi anggaran yang efisien dengan prioritas pada produk yang mendukung tujuan bisnis yang berkelanjutan dan memaksimalkan imbal hasil. Kelima, revitalisasi sumber daya keuangan secara efektif dan efisien. Keenam, ekspansi pasar serta melakukan inovasi dan penyesuaian produk sesuai dengan perkembangan permintaan dan kebutuhan pasar.

Selama tahun 2023 perseroan membukukan penjualan konsolidasi sebesar US$325 juta dan rugi bersih sebesar US$174,8 juta. Penjualan mengalami penurunan sebesar 38% dibandingkan tahun 2022 sedangkan rugi bersih mengalami perbaikan yang cukup signifikan sebesar 44% dibandingkan rugi bersih tahun 2022 yang tercatat sebesar US$395,6 juta.

Menurut Iwan, kinerja perseroan terdampak dengan penurunan permintaan di tingkat global maupun di tingkat domestik. Di tingkat global terjadi penurunan penjualan yang hampir merata baik di kawasan Eropa, Asia, Amerika Serikat dan Amerika Latin, UAE dan Afrika. Dampak makro ekonomi (suku bunga dan inflasi tinggi) serta kondisi geo politik terkait perang Rusia-Ukraina serta perang IsraelPalestina menyebabkan penurunan tingkat permintaan dimana masyarakat global lebih mengutamakan kepada kebutuhan pangan dan energy.

Selain itu, jalur pengiriman juga mengalami gangguan yang mana biaya pengiriman meningkat dikarenakan jarak tempuh yang lebih jauh untuk menghindari Terusan Suez.

Melihat kondisi global yang mengalami penurunan permintaan maka perseroan melakukan perubahan strategi untuk memperbesar porsi penjualan domestik tetapi hal ini terganggu dengan maraknya kegiatan impor pakaian ilegal yang secara harga akan menjadi lebih murah dikarenakan tidak membayar pajak seperti halnya perusahaan domestik yang taat membayar pajak sesuai aturan yang ada.

|Baca juga: Fitch Tarik Peringkat Sritex, Ini Alasannya

Tahun 2024 inflasi global diperkirakan masih belum akan kembali ke periode pre Covid dan perekonomian global diperkirakan masih mengalami tekanan begitu pula dengan situasi geopolitik belum akan membaik, oleh karena itu perseroan akan melakukan review dan evaluasi secara berkala atas strategi perseroan untuk memastikan adaptasi yang efektif terhadap perubahan-perubahan kondisi makro dan mikro ekonomi serta geopolitik.

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary PT Sri Rejeki Isman Tbk Welly Salam menyampaikan pihaknya meyakini bahwa perseroan mampu meningkatkan kinerja keuangan secara bertahap di tahun-tahun mendatang walaupun kondisi perekonomian masih akan mengalami banyak tantangan paling kurang sampai tahun 2025.

“Keyakinan kami tersebut didasarkan pada kinerja tahun 2023 yang sudah mampu menekan kerugian jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” pungkas dia.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pembukaan Perdagangan: IHSG Hijau, Kurs Rupiah Ambruk
Next Post Standard Chartered Indonesia Raih 4 Penghargaan di Awal Semester II/2024

Member Login

or