Media Asuransi, JAKARTA – Dalam upaya mencapai kemajuan ekonomi yang berkeadilan di Indonesia, perempuan memiliki peran yang sangat penting. Utamanya, bagi sebuah bangsa untuk memiliki fondasi ekonomi yang kuat dengan literasi keuangan sebagai pilar utama dalam membangun kesejahteraan dan keadilan sosial.
“Ibu Kartini pada 1890, beliau sudah bicara tentang literasi,” ucap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam kegiatan Talkshow Edukasi Keuangan BUNDAKU (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan), dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 26 Juni 2024.
“Beliau sangat yakin perempuan yang diberikan akses untuk menjadi literate berarti mampu untuk mengakses informasi melalui membaca, sekolah, berinteraksi, maka perempuan itu akan mampu mendidik anak-anaknya menjadi lebih baik dan menciptakan peradaban yang lebih baik,” tambahnya.
Mengenai pentingnya literasi keuangan, Menkeu menjelaskan, pembangunan ekonomi sebuah bangsa akan dapat terwujud secara optimal dengan partisipasi aktif dari masyarakat yang memiliki pemahaman yang baik mengenai keuangan. Khususnya bagi perempuan agar mampu mencapai kemandirian finansial dan melindungi diri dari risiko ekonomi.
|Baca juga: Chatbots AI dan Gen AI Diprediksi Jadi Primadona sebagai Alat Proses Klaim Asuransi
“Membangun ekonomi sebuah bangsa maka modal pertama yang penting adalah manusianya atau human capital. Supaya human capital itu bisa mampu memberikan nilai tambah dan membangun peradaban maka dia perlu diberikan ilmu pengetahuan. Kalau bicara literasi, kita bicara perempuan, luar biasa dampaknya kepada generasi yang akan datang,” ujarnya.
Untuk itu, Kementerian Keuangan sebegai pengelola keuangan negara mengambil langkah nyata dengan terus menggunakan instrumen keuangan negara untuk menciptakan literasi yang makin baik dan memberikan manfaat kepada perempuan di berbagai sektor.
“Ini yang disebut anggaran yang responsif gender. Di dalam kehidupan sehari-hari juga supaya perempuan itu diberikan sebuah pemihakan bukan untuk melebihi laki-laki, tapi di dalam sebuah masyarakat yang laki perempuannya itu setara,” pungkas Menkeu.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News