1
1

Perdagangan Pagi: IHSG Menghijau, Kurs Rupiah Melemah Tipis

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis pagi bergerak di area hijau dan mulai mendekati level 7.000. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan terpantau melemah tipis ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp16.413 per US$.

IHSG Kamis, 27 Juni 2024, perdagangan pagi dibuka di 6.905 dan tak lama menguat ke 6.941. Posisi tertinggi di 6.951 dan terendah di 6.915. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 1,6 miliar lembar saham senilai Rp1,8 triliun. Sebanyak 249 saham menguat, 152 saham melemah, dan 170 saham stagnan.

Mengutip Investing, Kamis, 27 Juni 2024, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka melemah di Rp16.418 per US$ dengan year to date return 6,64 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp16.416 per US$ hingga Rp16.425 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.362 per US$.

Wall Street berakhir lebih tinggi

Di sisi lain, saham-saham Wall Street berakhir lebih tinggi setelah sesi berombak pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Kondisi tersebut dengan memperlihatkan pergerakan besar pada beberapa saham individu setelah laporan laba perusahaan di mana FedEx naik dan General Mills jatuh.

|Baca juga: IFG Life Akuisisi Mandiri Inhealth

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik kurang dari 0,1 persen menjadi 39.127,80. Indeks S&P 500 berbasis luas menguat 0,2 persen menjadi 5.477,90. Sedangkan indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi melonjak 0,5 persen menjadi 17.805,16.

Sedangkan yen melemah ke level terendah sejak 1986 terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Dolar diperdagangkan pada 160,39 yen, level yang terakhir terlihat pada Desember 1986, karena kesenjangan suku bunga yang menganga antara kedua negara terus memukul mata uang Jepang.

Analis mengatakan para pedagang sedang menguji tekad Kementerian Keuangan dan bank sentral Jepang, yang menghabiskan US$62 miliar pada akhir April dan awal Mei untuk mendukung mata uang tersebut ketika mata uang jatuh melewati angka 160.

“Kecuali dinamika yang mendasarinya berubah seiring dengan perbedaan imbal hasil, hal ini akan terus mendapat hukuman,” pungkas Kepala Analisis Valas Argentex Joe Tuckey.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Rencana Penerbitan Sukuk Global Pemerintah Diganjar Peringkat BBB
Next Post RUPST BEI Tunjuk Nurhaida Jadi Komisaris Utama

Member Login

or