1
1

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Perdagangan Sore

Ilustrasi. | Foto: Indonesia.go.id

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Kamis berakhir di area hijau dan tinggal sejengkal lagi kembali ke level 7.000. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan sore ditutup menguat ketimbang pagi tadi di Rp16.418 per US$.

|Baca: Dukung Go Green, BSI Kurangi 900 Kg Jejak Karbon saat BSI International Expo 2024

IHSG Kamis, 27 Juni 2024, perdagangan sore ditutup di 6.967, menguat 62 poin atau setara 0,90 persen ketimbang pagi tadi di 6.905. Posisi tertinggi di 6.968 dan terendah di 6.915. Volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 24 miliar lembar saham senilai Rp15 triliun. Sebanyak 306 saham menguat, 239 saham melemah, dan 239 saham tertekan.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ditutup menguat ke Rp16.405 per US$, merekah 7,50 poin atau setara 0,05 persen dengan year to date return 6,54 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp16.397 per US$ hingga Rp16.430 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.351 per US$.

Wall Street berakhir lebih tinggi

Di sisi lain, saham-saham Wall Street berakhir lebih tinggi setelah sesi berombak pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Kondisi tersebut dengan memperlihatkan pergerakan besar pada beberapa saham individu setelah laporan laba perusahaan di mana FedEx naik dan General Mills jatuh.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik kurang dari 0,1 persen menjadi 39.127,80. Indeks S&P 500 berbasis luas menguat 0,2 persen menjadi 5.477,90. Sedangkan indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi melonjak 0,5 persen menjadi 17.805,16.

Sedangkan yen melemah ke level terendah sejak 1986 terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Dolar diperdagangkan pada 160,39 yen, level yang terakhir terlihat pada Desember 1986, karena kesenjangan suku bunga yang menganga antara kedua negara terus memukul mata uang Jepang.

|Baca juga: Penerimaan Pajak Turun 8,4%, Hanya Capai Rp760,38 Triliun per Mei 2024

Analis mengatakan para pedagang sedang menguji tekad Kementerian Keuangan dan bank sentral Jepang, yang menghabiskan US$62 miliar pada akhir April dan awal Mei untuk mendukung mata uang tersebut ketika mata uang jatuh melewati angka 160.

“Kecuali dinamika yang mendasarinya berubah seiring dengan perbedaan imbal hasil, hal ini akan terus mendapat hukuman,” pungkas Kepala Analisis Valas Argentex Joe Tuckey.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Dukung Go Green, BSI Kurangi 900 Kg Jejak Karbon saat BSI International Expo 2024
Next Post Kementerian PUPR Lanjutkan Program PISEW Dukung Produktivitas Masyarakat Perdesaan

Member Login

or